Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Sabtu, 25 Oktober 2014

Kaitan teknologi spesifik lokasi dan kearifan lokal

Maaf, sudah 3 bulan ini ga posting.. Hehe., ga bisa menepati janji ya.. Maaf ya.. Diantara banyak kesibukan kantor & kebun, perasaan hati lagi ga bisa diajak kompromi.. Bahasa gaulnya, galau kali ya.. Banyak yang pengen dibagi, tapi ga mood.. Padahal bisa dibilang, banyak hal yang menarik sepanjang dinas luar saya, yang ga ada hentinya di 5 hari kerja saya..
Ok, saya pengen cerita saat saya membantu survei temen saya di Tasikmalaya tentang padi. Kebetulan, Tasik merupakan wilayah tanggung jawab saya untuk diseminasi teknologi. Saya penasaran, kenapa ada yang mau menanam tabela (tanam benih langsung) terus menerus. Meski hasil produksinya sama dengan yang tapin (tanam pindah). Apa sih yang memotivasinya? Penasaran ini saya lontarkan karena saya juga punya PR memperluas tabela di kabupaten Kuningan.. Memang, tabela ngirit tenaga kerja, tapi kan boros benih.. Sebaliknya, kenapa pula yang tapin, ga mau berpindah ke tabela dengan beberapa kelebihannya..
Usut punya usut.. hehe.. Sudah menjadi kearifan lokal, bahwa tabela cocok untuk sawah relatif kering. Tadah hujan lah.. Akar tanaman tabela akan menjangkau lebih luas untu mencari air sehingga tahan kering, sedangkan bila tapin, karena bibit pindahan maka memiliki waktu adaptasi yang lebih pendek.. hehe.. tanpa dikasih teori, ternyata petani sudah memahami sendiri hal tersebut, mungkin karena ngalamin sendiri, jadi mereka sudah beradaptasi sendiri dg lingkungan mereka. Kebetulan juga, ada juga petani mina padi.. jadi semakin memperkaya wawasan deh.. kebetulan petani mina padi tersebut, sawahnya di pengairan yg lancar, sehingga dia memanfaatkan banyaknya air dengan menanam ikan. Artinya selan mendapat hasil padi (yg kadang maro dg yg punya lahan), dia dapat tambahan pendapatan dr ikan (tanpa hrs berbagi dg yg py lahan)..
Dari ketiga kasus tsbt, yang kering nanem tabela, yang sedang airnya nanem tapin, dan yg banyak air nanem secara minapadi.. hmhm.. kereeen ya kearifan lokal petani.. Saya kadang2 kesel sama kebijakan pemerintah yg suka menyamaratakan semua teknologi untuk semua tempat. Pake proyek besar2n (tentu dg dana yg gila2n), tanpa paham apa sih, esensi dg teknologi tsb.. bener2 buang2 duit tanpa ada manfaat yg bisa diambil oleh masyarakat.. Mudah2n pemerintah dg presiden baru nanti bener2 menerapkan spesifik lokasi, ga main gebyah uyah.. ;-)