Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Sabtu, 07 Juni 2014

Tumpangsari Kentang-Cabe atau Penangkaran Benih Kentang? : Kasus 1

Satu hal lagi, yang ingin saya bagi. Saya dikasih PR agar jumlah penangkar benih kentang meningkat. Banyaklah ceritanya, yang nanti akan saya bagi di tulisan jurnal saya.. Tapi, ada satu yang menarik dari eyelan petani muda saya..

Dia ga mau menjadi petani penangkar kentang karena tidak boleh tumpangsari. Ya iyalah, mana boleh. Alasannya klise, dengan tumpangsari maka dia memperoleh pendapatan 2 kali.

Bila tumpangsari kentang dan cabe, keduanya ditanam bersamaan. Saat kentang dipanen, tanaman cabe sudah mulai agak besar. Satu bulan kemudian, cabe sudah dapat dipanen hingga 2-3 bulan. Dengan demikian bisa menghemat waktu kosong. Selain itu, cabe yang diawal tanam ternaungi kentang, pertumbuhannya lebih bagus karena membantu menjaga kelembaban tanah. Kelebihan lain tumpangsari ini, bisa berbagi input produksi, terutama pupuk dan pestisida.

Namun ada kelemahannya. Katanya, produksi kedua tanaman ini tidak bisa maksimal. Mungkin hanya 70% saja. Namun demikian, biaya produksi sudah pasti tertutup dari penjualan kentang. Nah, tanaman cabe dianggap sebagai kelebihan pendapatannya. Kalau harga bagus, bisa 2 kali lipat keuntungannya kentang. tapi kalau harga sedang turun, ya tidak mengapa. Toh, sudah tertutupi dari kentang bukan.. 

Lihat cabenya yang kecepit ditengah
Kondisi cabe saat panen kentang.. Sama-sama tidak maksimal
Saya dalami mengenai penurunan produksi kedua tanaman tersebut. Buat apa capek2 menanam tumpangsari, apabila produksi maksimal tidak dapat diperoleh. Saya mengatakan begitu karena melihat kondisi tanaman kentang yang tidak maksimum. Sementara cabenya juga ga begitu memuaskan. Katanya, setelah kentang panen, pertumbuhan cabenya bisa menyusul dengan menggenjot pupuknya..

Hehe.. Mungkin dia sudah merasa puas memperoleh hasil kentang yang hanya 10-15 t/ha saja..


Dikejar lagi, ternyata dia berasumsi, bila harus jual benih kentang 3 bulan lagi setelah panen, terlalu lama uangnya mengendap.. Dengan tumpangsari, uangnya bisa muter.. wkwkw.. Ternyata, ketemu deh akar permasalahannya. Bila benih kelas atas seperti G2, bolehlah kita simpan benih bu, tapi kalau hanya kelas benih bawah, ga sepadan kita puasanya..
Oala, memang ini yang menjadi momok sebagian besar penangkaran benih kentang :)
Saya jadi penasaran menghitung analisis ekonominya kedua jenis usahatani tersebut.. Tunggu ya..

2 komentar: