Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Minggu, 27 November 2011

Pesimis dan Optimis karena penyakit

Saya punya dosen. Jaman saya S2 dulu, beliau masih muda dan kelihatan energik dan lumayan secara fisik. Saat ketemu S3 ini, saya cukup kaget melihat beliau yang terlihat tua, kusut, dan lemas..
Ga asyik lagi deh..
Ternyata beliau ini sakit ginjal parah.. Setiap minggu 2 x harus cuci darah. Konon, sulit untuk transplantasi ginjal karena ternyata ginjalnya pun dikelilingi kista..

Saya tawarin pake SOD Niwana..
Tapi beliau tolak. Yakin bisa bikin saya sembuh total atau jadi bahan eksperimen?
Mungkin pengalaman buruk kesehatannya membuat beliau pesimis dan sinis gitu kali ya..

Setelah gaul beberapa lama dengan beliau.. entah kenapa saya menilai beliau ini selalu negatif saja pikirannya..
Beliau menyoroti varietas sayuran yang tidak berkembang karena keterbatasan benihnya..
Selalu itu saja yang beliau ulang2.. Bahkan saat seminar nasional, itu lagi yang dia bahas..


Dari teman saya, saya mendengar curhatan dosen saya tersebut. Kalau dia kecewa, karena masalah kesehatannya, dia gagal menduduki berbagai jabatan struktural. Padahal, sebelum sakit beliau memiliki banyak prestasi.. Akhirnya, dia malah menjelek2n dosen lain yang lebih berprestasi..

Siapa sih yang mau sakit parah? 
Siapa sih yang ga kecewa bila karena sakit parah ini menghalangi berbagai impian kita..

Tapi sungguh, saya menyayangkan negative thinking dosen saya ini.
Sadarkah kita, bila kita selalu berfikir negatif akan berdampak pada tubuh kita sendiri..
Oleh karena itu sering kita dengar, perbanyak lah bergaul dengan orang2 yang beraura positif, agar kita terpengaruh aura positif tersebut..

Tidak ada kata lain bila kita mendapat musibah selain bersabar dan terus berikhtiar..
Sungguh, penyakit saya pun bikin saya gedhek..
Tapi selama saya masih bisa berusaha, Insya Allah saya akan terus berusaha..
Saya yakin suatu saat Allah SWT akan memberikan saya momongan..
Saya yakin itu.. Suatu saat akan indah pada waktunya..

Amin 3x ya rabbalalamin..

Sudah Tahun Baru Islam to...

Ga nyadar klu sekarang sudah beda tahun baru Islam..
Sebenarnya, kemarin sudah berusaha diingatkan oleh teman, tapi mungkin karena harinya emang libur, saya jadi engga ngeh deh.. Baru ngehnya, ngeliat status teman2 di FB dan dapet ucapan doa dari SMS teman2..

Ya Allah, berkahi kami di tahun baru
dan ampunilah dosa2 kami
dan tunjukkan kami pada jalan yang lurus..
Amin3x ya robbalalamin..

Menyusun rencana2 baru?

Sebenarnya  hati saya sedang kecil nih..
Harapan operasi agar sehat dan segera punya momongan, tetapi entahlah..
Telat menstruasi saya akhir2 ini bukan berarti dua garis ..
Malah siklus menstruasi jadi amburadull..

Kata dokter, ini pengaruh obat setelah operasi..
Jadi hormon saya ga seimbang.. Mudah2n saja hanya karena itu..
Karena saya mengkuatirkan penyakit lain.. Meskipun itu saya sangkal sendiri karena saya merasa sehat, fit, dan tidak merasa ada keluhan reproduksi lain..

Akhirnya mungkin saya harus ke dokter lagi..
Selain itu..
Terpaksa saya harus mengkonsumsi herbal andalan saya, yang muahal..
Yup, SOD Niwana..
Saya akui, herbal ini bagus. Dari semua alternatif yang pernah saya coba bertahun2..
Baru, herbal inilah yang bagus bener..
Tapi satu kelemahannya.. Mahal

Apa boleh buat..
Selain sabar dan terus berikhtiar..
Mudah2n dimudahkan rezekinya, diberi kesehatan dan segera punya momongan.. 
Amin2 ya robbalamin

Sabtu, 26 November 2011

Statistik sebagai alat : Oleh2 Pelatihan Statistik (3)

Di akhir pelatihan, saya iseng nanya tanggapan teman2 tentang pelatihan statistik yang kami lalui 4 hari ini. Alhamdullilah, dapat menambah wawasan. Ada juga yang ga merasa puas, katanya kurang sistematik, terlalu teoritis..
Di sisi lain, ada pengajar yang berkata, kita perlu diajarin teorinya agar kita bener2 ngerti. Hasilnya, ceritalah pengajar tersebut tentang ihwal sejarah teorinya.. wuihhhh,, capek deh.. ngantuk deh..
Singkat kata saya.. I don't care..
Ga peduli ah ama rumusnya..

Bila direnungkan, statistik memang suatu alat. Jadi orang statistik tentulah jago dalam hal berbagai jenis alat analisis. Tapi sayangnya, saat kami minta contoh2 kasus, terkadang mereka bingung..
Sebaliknya, kami peneliti pertanian adalah user dari alat2 analisis tersebut.. Kami terkadang tidak peduli dengan rumusnya bagaimana, tetapi kami hanya butuh dengan kasus begini harus dianalisis seperti apa..

Seandainya diumpamakan masakan. Kami punya bahan makanan dan orang statistik adalah kokinya. Ga lucu kan bila tersedia bahan makanan enak2 seperti daging, kentang, kecap yang harusnya bisa dibuat steak malah dibuat gado2.. hehe (contohnya maksa ye).. Tetep bisa dimakan, tapi rasanya?
Kira2 begitu kali ya perumpamaan peneliti dan orang statistik..

Solusinya.. Peneliti harus paham tentang statistik, minimal familiar dengan berbagai jenis analisis..
Dan orang statistik sedikit tahu tentang pertanian (atau bidang lain spesifikasinya).. Setidaknya bisa menjelaskan berbagai kasus agar mudah dipahami..

Selanjutnya posting tentang rancob dan data kuantitatif

Analisis Data kategorik : Oleh2 Pelatihan Statistik (2)

Yang termasuk data kategorik adalah data nominal dan ordinal.
Untuk contoh : data nominal  jenis kelamin perempuan dapat diberi kode 1, dan laki2 dikode 2.
Contoh ordinal :preferensi konsumen seperti suka = 1, kurang suka =2, tidak suka =3.

Analisisnya ?
Pertama2 dibagi tergantung jumlah sampel.
1. jumlah sampel 2
a. Bila sampel bebas ==> gunakan uji Man White
Contoh sampel bebas bila setiap sampel tidak saling mempengaruhi
Kasus : pergerakan mata pada orang normal dan tuli.
Disini, sampel ada dua jenis orang yang tidak saling mempengaruhi..

b. Bila sampel saling berkaitan ==> gunakan uji tanda Wilcoxon.
Contohnya : penerapan teknologi sebelum dan sesudah penyuluhan
Disini, satu orang diuji setelah mendapat penyuluhan, tentu saja dalam satu orang saling berkaitan kan..

2. Jumlah sampel > 2
a. Bila sampel bebas ==> Uji Kraus Wallis
Contoh : menguji pendapatan di 3 kabupaten.
Disini, pendapatan di satu kabupaten tentu tidak akan saling mempengaruhi..
Dalam rancangan percobaan, sering disebut rancangan acak lengkap (RAL)

b. Bila sampel berkaitan ==> uji Friedman
Contoh : preferensi terhadap merk tertentu
Disini, satu orang menilai berbagai jenis merk dan tentu saja saling mempengaruhi
Dalam rancangan percobaan, sering disebut rancangan acak kelompok (RAK)

Untuk softwarenya, bagi saya paling mudah menggunakan SPSS untuk data2 kategorik.
Caranya? Hehe.. kalo yang ini mah, ga berani cerita deh..
Ga punya lisensi.. takut dicekal ...

Ok.. semoga bermanfaat

4 skala pengukuran : Oleh2 Pelatihan Statistik (1)

Sebenarnya, setahun lalu, saya sudah pernah mengikuti pelatihan statistik yang diselenggarakan oleh kantor pusat saya.. Sebagai petugas belajar, kami dapat mengikuti pelatihan2 yang kami anggap perlu dan dibiayai oleh kantor. Berhubung, saya pada dasarnya saya emang suka statistik dan kebetulan ada beberapa pertanyaan tentang statistik yang mengganjal di pikiran saya, tentu dong saya ikut.. Waktu ada pengumuman saya masuk peserta cadangan.. nyesel banget kenapa telat daftar..
ALhamdullillah, saya akhirnya bisa ikut.. Horeeee...

Sebenarnya topiknya sama. Tapi karena pengajarnya beda, ALhamdullilah, dapat memperkaya wawasan saya. Berhubung pula, pesertanya adalah orang eksak dan sosial, so semua analisis eksak dan sosial diajarin. Tentu ga detil banget, cuman lumayan lah..
Bagi saya yang pernah dapat materi itu, tentu sekalian mengingat2.. hehe..

Yang dapat saya ringkas adalah begini :Skala pengukuran dibagi 4 :
1. Nominal
Contoh : Jenis kelamin (laki-laki,perempuan) ==>tanpa urutan, tanpa makna
2. Ordinal
Contoh : Tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, dst) ==> terdapat urutan
3. Interval
Contoh : Suhu (0-100), pH (0-14) ==> bukan berarti suhu 100 oc = 2x suhu 50oc, jadi tanpa makna  
4. Rasio
Contoh : tinggi badan ==> tinggi badan 100 cm = 2x tinggi badan 50 cm

Bedanya skala pengukuran ini tentu akan berpengaruh pada analisis yang akan kita pakai..
Dilanjut postingan berikutnya...

Jumat, 18 November 2011

Manisnya Menambah Wawasan


Beberapa hari lalu, saya baca status Facebook teman kantor saya. Saya belum terlalu kenal dia, karena dia anak baru. Namun dari cerita temannya, katanya sih dia cerdas dan ulet. Sepertinya sih begitu. Sisi lain yang saya tau dari hubungan per sms, dia cukup kritis. Hehe.. mungkin karena masih muda kali..

Inti status Facebook-nya adalah dia menyayangkan ilmu dasarnya (yang Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman), yang mungkin tidak terpakai karena dia bekerja di kantor kami. Yup, saya bekerja di institusi penelitian paling hilir, tepatnya diseminasi. So, penelitian yang dilakukan lebih pada penelitian terapan dan kami berusaha menjembatani antara peneliti dasar dan penyuluh di lapangan. 
Saya cuman senyum..

Seandainya dibuat periodisasi masa kerja, sepertinya saya mengalami 4 periode masa kerja.

Masa kerja pertama terjadi di awal saya masuk kerja. Masuk ke tempat kerja yang jauh dari tempat tinggal ortu cukup menyiksa saya. Maklum, sepertinya dulu saya anak manja, apa2 sudah ada di rumah, mendadak harus beradaptasi suasana kos dan suasana kerja. Beda bahasa daerah dan sedikitnya teman kerja  yang masih muda (tidak seperti sekarang, banyak PNS muda diangkat), memperberat tekanan yang saya alami.

Hmm.. sempet pengen keluar dari PNS atau pengen pindah ke institusi di tempat asal saya.. Bagi saya saat itu, pekerjaan saya kurang menantang (jadi inget ucapan saya saat itu, yang hingga saat ini selalu diungkit2 om saya… hehe), pengen kerja di swasta aja. 
Hehe, ga jadi. Pertama, takut di blacklist pemerintah, kalau nanti pengen balik jadi PNS (Enak aje ye). Pikiran saya saat itu, coba dulu beberapa bulan lah. Nanti klu emang ga asyik, cabut deh.. Inget saat itu males disuruh beli seragam kantor, abis… kali ga betah, kan sayang bikin seragamnya.. hehe.  Ga jadi juga pindah ke institusi tempat asal saya karena pikiran rasional saya, prospek kantor saya yang lebih besar karena dekat dengan pusat (Jakarta.. maksudnya)..

Dari sisi pekerjaan, saya butuh beberapa bulan (atau setahun ya?) untuk memahami bidang diseminasi. Engga ngerti istilah2 diseminasi, engga ngerti bahasa daerahnya. Bidang ilmu saya yang agronomi, harus mulai melebar ke bidang ilmu lain terutama social ekonomi. Nah lho..

Masa kerja pertama saya bisa terlewati dengan mulainya saya menyukai pekerjaan saya. Ternyata asyik juga. Keasyiikan ini terjadi karena saya menyukai berhubungan langsung dengan petani. Membangun agribisnis menjadi puzzle menarik yang melibatkan berbagai pihak; petani, dinas, swasta.  

Saya sendiri heran kok saya menyukai pekerjaan ini. Bahkan tawaran untuk pindah ke insitusi penelitian dasar atau pindah ke penelitian dasar menjadi seorang penanggung jawab (masih dalam kantor saya), tidak menarik bagi saya.  Pernah senior saya yang sebelumnya kerja di institusi penelitian dasar mengeluh dengan beratnya kerjaan kami yang berhubungan dengan petani. Dalam hati, bagi saya justru menarik tuh… 

Ada passion tersendiri, bagaimana agar petani dalam kelompok tani, kelompok tani dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) menjadi maju dan mandiri.. Puas rasanya bila mereka sukses.. Terkadang, justru saya ga tanggung2 kerja.. Lembur, terkadang tanpa dibayar, uang sendiri saya kepake untuk proyek tersebut… semangat.com deh.. Beberapa manuver sering saya buat. Untung atasan saya, yang menurut saya saat itu agak lambat, membebaskan saya berkreasi.. Alhamdullillah..
Inget dulu, feeling saya, gapoktan binaan saya akan maju bila seksi penangkaran benihnya jalan. Tidak ada dana dari kantor. Akhirnya, pakai uang pribadi saya (yang cukup lumayan) sebagai modal awal. Buktinya, Alhamdullilah, sampai sekarang masih jalan dan sukses sebagai salah satu penyedia benih di suatu kabupaten.   
Periode ketiga masa kerja saya, dimulai ketika saya mulai menjadi penanggung jawab penelitian.. Setelah atasan saya pensiun, saya menggantikannya. Mulailah ketidaknyamanan terjadi. Yup, menjadi penanggung jawab tidak menyebabkan saya bebas berkreasi, tetapi malah sibuk dengan urusan administrasi dan birokrasi. Sungguh, justru sangat menyebalkan.. 

Saya yang pengennya lurus2 saja, sepertinya tidak mungkin karena system yang sudah terlanjur bengkok. Rasanya ga kuasa saya meluruskannya. Untuk menulis jurnal penelitian pun, saya ga sempet karena sibuknya urusan seremonial.. Wuih, praktis setahun saya ga punya tulisan sama sekali.. Mo berkreasi tertahan oleh birokrasi. Bener2 kenal yang namanya oknum petani, oknum petugas dinas, dan oknum2 yang lain..

Untung, hidup saya diselamatkan oleh program doctor saya. Mulailah saya masuk periode keempat. Periode keempat saya adalah periode saya kembali ke khittah-nya. Yup, belajar dan bisnis. Saya suka belajar. Sering saya penasaran kenapa begini dan begitu menjadikannya modal dasar curiosity. Meski terkadang dibilang cerewet karena curiosity ini, saya sangat bersyukur memiliki modal ini. 

Bisnis? Ini mah passion saya sejak dulu. Bisa dibilang bawaan orok deh. Dari dulu saya emang suka jualan. Passion bisnis saya sebenarnya adalah pelipur lara saya karena keterbatasan saya sebagai PNS. Setelah beberapa jenis bisnis saya coba, Saya dah mantap dengan bisnis benih kentang saya. Bisnis lain yang masih belum maksimal karena sekolah saya adalah bibit tanaman hutan dan reboisasi. Ada sih bisnis kecil2n yang malu untuk disebutkan.. Hehe buat iseng klu moment-nya pas. 

Kembali ke cerita teman saya yang menyayangkan ilmu dasarnya.

Setelah melewati 4 periode masa kerja saya, saya merasa cukup beruntung mengalami masa liar saya. Yup, sebagai orang muda tidak ada salahnya kita mencari pengalaman sebanyak2nya. Bagi saya, agribisnis memang bukan bidang saya, tetapi rasa2nya kita emang perlu tahu ilmu2 lain selain di bidang kita untuk menambah wawasan kita. Tentu saja yang sedikit berkaitan. Karena dengan begitu, kita mempunyai bekal untuk memahami orang lain yang berasal dari berbagai bidang ilmu.

Alhamdullillah, ilmu agribisnis, komunikasi, social ekonomi, membantu saya dalam membangun bisnis saya. Setelah berputar2 berbagai ilmu, sekarang waktunya saya kembali ke ilmu dasar saya dan tentu akan mendalaminya sebagai suatu keahlian di kemudian hari.
So saran saya, nikmati masa muda dengan menambah wawasan sebanyak2nya, teman sebanyak2nya.. Nanti akan ada masanya menemukan jati dirimu sesungguhnya.