Beberapa hari lalu, saya baca status Facebook teman kantor saya. Saya belum terlalu kenal dia, karena dia anak baru. Namun dari cerita temannya, katanya sih dia cerdas dan ulet. Sepertinya sih begitu. Sisi lain yang saya tau dari hubungan per sms, dia cukup kritis. Hehe.. mungkin karena masih muda kali..
Inti status Facebook-nya adalah dia menyayangkan ilmu dasarnya (yang Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman), yang mungkin tidak terpakai karena dia bekerja di kantor kami. Yup, saya bekerja di institusi penelitian paling hilir, tepatnya diseminasi. So, penelitian yang dilakukan lebih pada penelitian terapan dan kami berusaha menjembatani antara peneliti dasar dan penyuluh di lapangan.
Saya cuman senyum..
Seandainya dibuat periodisasi masa kerja, sepertinya saya mengalami 4 periode masa kerja.
Masa kerja pertama terjadi di awal saya masuk kerja. Masuk ke tempat kerja yang jauh dari tempat tinggal ortu cukup menyiksa saya. Maklum, sepertinya dulu saya anak manja, apa2 sudah ada di rumah, mendadak harus beradaptasi suasana kos dan suasana kerja. Beda bahasa daerah dan sedikitnya teman kerja yang masih muda (tidak seperti sekarang, banyak PNS muda diangkat), memperberat tekanan yang saya alami.
Hmm.. sempet pengen keluar dari PNS atau pengen pindah ke institusi di tempat asal saya.. Bagi saya saat itu, pekerjaan saya kurang menantang (jadi inget ucapan saya saat itu, yang hingga saat ini selalu diungkit2 om saya… hehe), pengen kerja di swasta aja.
Hehe, ga jadi. Pertama, takut di blacklist pemerintah, kalau nanti pengen balik jadi PNS (Enak aje ye). Pikiran saya saat itu, coba dulu beberapa bulan lah. Nanti klu emang ga asyik, cabut deh.. Inget saat itu males disuruh beli seragam kantor, abis… kali ga betah, kan sayang bikin seragamnya.. hehe. Ga jadi juga pindah ke institusi tempat asal saya karena pikiran rasional saya, prospek kantor saya yang lebih besar karena dekat dengan pusat (Jakarta.. maksudnya)..
Dari sisi pekerjaan, saya butuh beberapa bulan (atau setahun ya?) untuk memahami bidang diseminasi. Engga ngerti istilah2 diseminasi, engga ngerti bahasa daerahnya. Bidang ilmu saya yang agronomi, harus mulai melebar ke bidang ilmu lain terutama social ekonomi. Nah lho..
Masa kerja pertama saya bisa terlewati dengan mulainya saya menyukai pekerjaan saya. Ternyata asyik juga. Keasyiikan ini terjadi karena saya menyukai berhubungan langsung dengan petani. Membangun agribisnis menjadi puzzle menarik yang melibatkan berbagai pihak; petani, dinas, swasta.
Saya sendiri heran kok saya menyukai pekerjaan ini. Bahkan tawaran untuk pindah ke insitusi penelitian dasar atau pindah ke penelitian dasar menjadi seorang penanggung jawab (masih dalam kantor saya), tidak menarik bagi saya. Pernah senior saya yang sebelumnya kerja di institusi penelitian dasar mengeluh dengan beratnya kerjaan kami yang berhubungan dengan petani. Dalam hati, bagi saya justru menarik tuh…
Ada passion tersendiri, bagaimana agar petani dalam kelompok tani, kelompok tani dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) menjadi maju dan mandiri.. Puas rasanya bila mereka sukses.. Terkadang, justru saya ga tanggung2 kerja.. Lembur, terkadang tanpa dibayar, uang sendiri saya kepake untuk proyek tersebut… semangat.com deh.. Beberapa manuver sering saya buat. Untung atasan saya, yang menurut saya saat itu agak lambat, membebaskan saya berkreasi.. Alhamdullillah..
Inget dulu, feeling saya, gapoktan binaan saya akan maju bila seksi penangkaran benihnya jalan. Tidak ada dana dari kantor. Akhirnya, pakai uang pribadi saya (yang cukup lumayan) sebagai modal awal. Buktinya, Alhamdullilah, sampai sekarang masih jalan dan sukses sebagai salah satu penyedia benih di suatu kabupaten.
Periode ketiga masa kerja saya, dimulai ketika saya mulai menjadi penanggung jawab penelitian.. Setelah atasan saya pensiun, saya menggantikannya. Mulailah ketidaknyamanan terjadi. Yup, menjadi penanggung jawab tidak menyebabkan saya bebas berkreasi, tetapi malah sibuk dengan urusan administrasi dan birokrasi. Sungguh, justru sangat menyebalkan..
Saya yang pengennya lurus2 saja, sepertinya tidak mungkin karena system yang sudah terlanjur bengkok. Rasanya ga kuasa saya meluruskannya. Untuk menulis jurnal penelitian pun, saya ga sempet karena sibuknya urusan seremonial.. Wuih, praktis setahun saya ga punya tulisan sama sekali.. Mo berkreasi tertahan oleh birokrasi. Bener2 kenal yang namanya oknum petani, oknum petugas dinas, dan oknum2 yang lain..
Untung, hidup saya diselamatkan oleh program doctor saya. Mulailah saya masuk periode keempat. Periode keempat saya adalah periode saya kembali ke khittah-nya. Yup, belajar dan bisnis. Saya suka belajar. Sering saya penasaran kenapa begini dan begitu menjadikannya modal dasar curiosity. Meski terkadang dibilang cerewet karena curiosity ini, saya sangat bersyukur memiliki modal ini.
Bisnis? Ini mah passion saya sejak dulu. Bisa dibilang bawaan orok deh. Dari dulu saya emang suka jualan. Passion bisnis saya sebenarnya adalah pelipur lara saya karena keterbatasan saya sebagai PNS. Setelah beberapa jenis bisnis saya coba, Saya dah mantap dengan bisnis benih kentang saya. Bisnis lain yang masih belum maksimal karena sekolah saya adalah bibit tanaman hutan dan reboisasi. Ada sih bisnis kecil2n yang malu untuk disebutkan.. Hehe buat iseng klu moment-nya pas.
Kembali ke cerita teman saya yang menyayangkan ilmu dasarnya.
Setelah melewati 4 periode masa kerja saya, saya merasa cukup beruntung mengalami masa liar saya. Yup, sebagai orang muda tidak ada salahnya kita mencari pengalaman sebanyak2nya. Bagi saya, agribisnis memang bukan bidang saya, tetapi rasa2nya kita emang perlu tahu ilmu2 lain selain di bidang kita untuk menambah wawasan kita. Tentu saja yang sedikit berkaitan. Karena dengan begitu, kita mempunyai bekal untuk memahami orang lain yang berasal dari berbagai bidang ilmu.
Alhamdullillah, ilmu agribisnis, komunikasi, social ekonomi, membantu saya dalam membangun bisnis saya. Setelah berputar2 berbagai ilmu, sekarang waktunya saya kembali ke ilmu dasar saya dan tentu akan mendalaminya sebagai suatu keahlian di kemudian hari.
So saran saya, nikmati masa muda dengan menambah wawasan sebanyak2nya, teman sebanyak2nya.. Nanti akan ada masanya menemukan jati dirimu sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar