Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Rabu, 25 Maret 2015

Nikmat mana yang kaudustakan?

Beberapa hari lalu, teman curhat tentang perjuangannya untuk bisa dapat beasiswa doktor. Ehm., Alhamdulillah, masa itu sudah saya lewati. Jadi teringat beberapa teman saya, yang harus meninggalkan suami dan anaknya untuk meraih gelar tersebut. Ga mudah rupanya. Ada yang sering saya dengar tangis di malam hari, temen kos saya dulu karena rindu anaknya, Ada 2 temen saya yang tidak berhasil meraih gelar tersebut, tapi justru meninggal dunia karena sakit, stress kah? Wallahualam. Tapi banyak juga, yang dengan sakit parah, hutang sana sini, akhirnya lulus juga. Alhamdulillah..
Tapi ngeres juga sih, melihat usaha temen saya untuk bisa jadi doktor dg mengabaikan keluarganya. Anak dan suaminya.

Kok, mendadak ada rasa, "nikmat mana yang kaudustakan". Saat saya mengaji di antara perjalanan pulang ke Jogja, menengok ibu saya sakit, di tengah malam, nemenin suami yang lagi nyetir.. Yup, sering saya mendengar bacaan Surat Arrahman, disetiap subuh, dari kaset mesjid sebelah rumah saya. Sesekali, saya mengajinya krn bacaannya yg mudah, pendek dan saya memang menyukainya. Kali ini menyentuh saya, diantara keheningan malam..

Bisa jadi, saya termasuk mudah mendapatkan gelar doktor (meskipun, tetep aja berat sih), dibandingkan teman2 saya.. Tapi bisa jadi pula, saya terlalu fokus pada kekurangan saya, sehingga nikmat doktor, yang begitu diimpi2kan teman2 saya, menjadi seolah biasa saja mendapat gelar doktor. Sebaliknya, bisa jadi teman saya yang memiliki anak2 yang lucu2, menjadi terobsesi pengen jadi doktor, dengan mengabaikan anak2nya, yang begitu saya harap2kan..

Astaghfirullah.. Mungkin ini yang disebut, rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri.. Astaghfirullah.. mungkin, saya termasuk orang2 yang kurang bersyukur.. :-( Meskipun, saya ga mau dibilang ga bersyukur memiliki ilmu setelah jadi doktor), tapi bisa jadi saya terlalu fokus dg kekurangan saya.. Astaghfirullah..

Sabtu lalu, saya baca buku tentang sepasang suami istri yang memiliki puluhan anak asuh dan belasan anak angkat. Si ibu melakukan hal tersebut karena wujud rasa syukurnya atas nikmat umurnya setelah beberapakali hampir saja meninggal saat caesar. Keiklasannya, kebaikan hatinya, membuat saya serasa membaca cerita fiksi daripada sebuah autobiografi.. Ada ya orang sebaik itu.
Ah, mendadak saya merasa ga ada apa2nya. Banyak kesempatan berbuat baik tapi saya sia-siakan.. Dan, semua itu memang berpangkal dari rasa syukur. Bila kita mrasa bersyukur, hilanglah semua keluh kesah ini.. Dan pelajaran syukur ini srasa naik turun,  betapa susahnya menstabilkannya..