Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Selasa, 29 Juli 2014

HAPPY IED MUBARAK..

SELAMAT IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR & BATIN..

Lebaran tahun ini terasa beda bagi saya.. Terinspirasi saat nonton Mario Teguh Golden Ways.. Katanya, kebiasaan yg baik akan berat melaksanakannya, selama 5 hari pertama. Setelah itu, kita akan terbiasa.. What? Bener nih? Coba ah..
Malu menyebutkan, kebiasaan apa itu yang sedang saya rintis saat ini. Tapi, intinya, berat banget saya merubah kebiasaan males saya ini. Duh, sampe diomelin sama suami, paling juga cuman awet beberapa hari saja. Udah itu kembali ke selera asal. Hihi..

Lebaran sebagai hari kemenangan..
Bisa bener2 menang ga ya melakukan kebiasaan baik baru saya.. Memang sih, sejauh ini masih berjalan dg baik, tapi godaan untuk kembali ke kebiasaan awal, sangat menggoda.. hihi.. Oleh karena itu, jangan dberi kesempatan sama sekali kebiasaan awal itu kembali bersemayam pada diri kita. Tentu, agar kemenangan yang hakiki benar2 kita raih pada lebaran kali ini..

Lalu, apa kemenangan kalian di lebaran kali ini? Mudah2n tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja ya ;)

Kamis, 17 Juli 2014

Teknologi penangkaran benih kentang : input mini or opti?

Horeee, akhirnya ada yang sependapat dengan saya..

Selama ini, saya ga sependapat dengan mahzab bahwa teknologi produksi benih kentang harus minimum input agar diperoleh umbi yang kecil, yang cocok untuk benih. Bahkan konon kata pihak sebelah, bila input optimum menyebabkan tanaman berikutnya tidak akan berumbi, hanya sibuk membentuk daun saja..
See? Sorry...

Saya biarin mereka berpendapat seperti begitu. Saya mo ngeyel, ntar dibilang siapa gue. Masih muda, anak baru pula diperkentangan. Mana mahzab pihak sebelah itu, konon, rekomendasi JICA..

Alhamdulillah, minggu ini saya dapet temen yang setuju dengan pendapat saya..
Alhamdulillah, arah kepenasaran kami sama..
Alhamdulillah, kami bisa kerjasama penelitian untuk membahas itu..
Let's check it out letter on..

Reputasi adalah...

Waaa.. Ada yang nagih posting euy.. Ok deh, maaf ye sibuk pilpres nih, jadi banyak posting di blog sebelah.. But, minta ijin dikit ya, posting tentang yg dalem, terinspirasi pilpres juga.. Tapi yakin deh, ga akan nyebut siapa jagoan saya, *kecuali kalian nebak sendiri ye*

Beberapa lalu baca postingan tentang reputasi seseorang. Katanya, "reputasi sesorang ditentukan oleh bagaimana kita merespon orang lain menilai kita". Lho kok?

Bagi saya, quote ini dalem banget deh.. Jadi deh saya mengkait-mengkaitkannya.
Saya jadi menyimpulkan sendiri, bahwa ada 3 level penilaian reputasi.

#1# Penilaian kita sendiri...
Saya akan bikin statement, bahwa Vanda adalah orang yang baik hati dan tidak sombong *kayak lagu ye* Jadi, reputasi paling dangkal adalah saat saya menilai diri saya sendiri. Tergantung saya, bisa jadi saya me-lebay-kan penilaian saya, tapi bisa jadi bagi orang yang terlalu rendah diri, justru menilai underestimate terhadap diri sendiri.
jadi kesimpulannya, penilaian terhadap diri sendiri adalah sangat relatif..

#2# Penilaian orang lain..
Sering kita dinilai orang lain, entah itu baik atau buruk. Anda bisa jadi menilai saya, Vanda sebagai sosok yang baik hati dan tidak sombong *lagi-lagi, kayak lagu ye*
Penilaian anda terhadap saya bisa jadi salah, karena itu hanya berdasarkan hasil baca postingan saya *bagi yang kenal lewat blog ye*.. Tentu dong, hasil postingan saya tidak sepenuhnya menggambarkan saya.. Kali aja yang jelek2 dari saya, ga akan saya umbar publik.. Atau bisa juga, saya ga akan pamer kebaikan saya.. Intinya, ya, tentu penilaian ini juga relatif, meskipun tingkat kerelatifannya sedikit lebih rendah dibandingkan golongan ke-2..
Bagi yang hobi pencitraan, bisa jadi penilaian kepada orang tersebut menjadi bias. Mana yang pencitraan ato tidak, bisa dikenali dengan semakin sering intens dan lama, kita bergaul dengannya.. Kan capek dong sandiwara melulu..
Kalau semua orang "merasa" menjadi korban pencitraan dalam waktu lama dan tidak terbongkar2 juga, kayaknya perlu dikoreksi tuh.. judgement yg salah karena sirik kale..

#3# tidak goyah apapun penilaian orang lain
Iiih, dalem banget nih. Apapun penilaian orang lain terhadap kita, keep smile.. Bila dinilai bagus, kita ga besar kepala ato sombong. Hayo.. ga terasa kita jadi sombong, saat orang memuji2 kita.. (padahal, konon, pujian itu adalah ujian lho). Lupa pula melebay2kan kehebatan kita...
Sebaliknya, bila dinilai buruk, kita ga sakit hati, ga marah.. Apalagi mbales.. Duh.. susyahnye..

Wuih.. kereeen banget ya, kalau kita bisa seperti ini..
Ckckckc... Belajar yukkkk