Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Minggu, 11 Juli 2010

Dikritik orang baru kenal

Sambil lewat, saya mampir ke salah satu panti asuhan. Sedikit infaq-lah..
Seperti biasa, setelah menuliskan identitas dan berapa dana yang saya titipkan, seorang ibu mendoakan saya.. Bukan teteh muda atau ibu yang biasa melayani penerimaan infaq..
Saya pun iseng menanyakan mereka.. Dan jawabannya adalah mereka berhalangan karena ada acara pernikahan.. Ooooo...

Saya ga jelas ibu tersebut mendoakan apa. Dalam hati, saya berdoa agar Allah mengabulkan permintaan saya.. Yah, permintaan lama yang belum dikabulkan dan terus saya minta..

Kebetulan, dalam waktu dekat, ada moment penting yang berhubungan dengan ikhtiar permintaan saya tersebut.
Saya pun berkata, " bu, bisa tidak saya didoakan oleh adik2 panti agar permintaan saya terkabul.."
Garis besar jawabannya :
Boleh saja ibu minta didoakan, tapi yang terpenting adalah ibu berdoa-lah sendiri.. Mohon sama Allah.. Sepertinya doa ibu kurang. Insya Allah, kalo doa kita tingkatkan, doa ibu akan dikabulkan. Jangan mengandalkan orang lain.. Mereka toh manusia juga..

Meskipun bukan begitu niat saya, tapi terima kasih sudah diingatkan..

Usaha saya sudah cukup banyak dan terus saya usahakan..
Mungkin doa saya masih kurang..
Terima kasih bu..

Jumat, 09 Juli 2010

Carilah teknologi yang mudah diterapkan petani

Sedih saya mengikuti seminar proposal salah satu teman.
Kenapa? Karena penelitian terapannya terlalu ideal, sehingga sulit diterapkan oleh petani..

Sebagai orang yang berkecimpung dengan petani, saya tahu benar bagaimana sikap awal petani saat kita introduksikan teknologi baru kepada petani..
Sulit bu, Ga ada barangnya bu.. intinya muales lah..

Saat saya tau penelitian teman saya adalah padi, dan selama pembibitan menggunakan tray dalam rumah plastik, saya terkesima..
Janganlah membodohi petani..
Sering saya dikomplain petani, ternyata teknologi A, B, dan C, hasilnya tidak semanis janjinya. Kok hasilnya ga setinggi yang ada dalam brosur.. Jawab saya, pasti karena teknologi yang diterapkan tidak seperti yang dalam brosur..

Akhirnya, agar tidak menyulitkan petani dan agar gap hasil penelitian dan petani tidak terlalu jauh, please... perlakuannya jangan terlalu ideal, dimiripkan lah dengan yang biasa dilakukan petani..

Terkadang, agar hasil tinggi kita buat perlakuan seideal mungkin.. tapi apa iya, bisa diterapkan oleh petani.. Apakah penyuluh juga harus bisa merubah perilaku petani agar mau rajin..
Dalam kenyataannya, sangat sulit sekali mendapat petani yang mau rajin..
Dari satu kelompoktani sekitar 40 orang, paling hanya 1-2 saja. ketua kelompok dengan sekretarisnya. Setelah kita pergi, mereka akan kembali ke perlakuan kebiasaan mereka.
Kenapa, karena teknologi kita terlalu merepotkan.

Oleh karena itu, carilah teknologi yang mudah diterapkan petani

Yang bikin sedih, kenapa ya.. kok para dosen dan peneliti masih meneliti yang sulit2..
Oke, bila untuk penelitian dasar..
Tapi bila penelitian terapan...
Please.. realistik lah.. jangan bebani penyuluh dengan mengajarkan teknologi yang terlalu tinggi.

Contoh :
Selama ini pembibitan padi 21 hst di petakan kecil dengan dikelilingi plastik.
Bila kemudian harus berubah pake tray (seperti sayuran) dan di dalam rumah plastik.. berapa tray yang dibutuhkan untuk ber ha2 sawah?
Wong, saya menyuluhkan petani agar pindah tanam bibit muda (<21 hst) aja susahnya bukan main.. Yang masalah persiapan lahan yang telat lah, masalah air lah, traktor telat lah..
Apalagi pake tray dan rumah plastik?

Tertawa sendiri lah saya

Penelitian Primer dan Sekunder: Mana yang lebih penting?

Beberapa hari lalu ada teman curhat tentang penelitian sekundernya yang dianggap abstrak oleh sebagian besar teman saya saat seminar.

Sebagai catatan, penelitian sekunder lebih banyak mengambil data sekunder, mengumpulkan hasil2 penelitian primer dan kemudian dianalisis dengan berbagai metode.. Sedangkan penelitian primer biasanya melakukan percobaan untuk mendapatkan data primer/langsung.
Sebagian besar penelitian sekunder berupa penelitian sosial..

Kebetulan disini, penelitian teman saya ini adalah pemodelan.. Dia mengumpulkan beberapa hasil penelitian kemudian dimodelkan..

Menarik kah penelitian sekunder ini?
Bagi saya, yup, sama menariknya dengan penelitian primer asal metodenya jelas dan hal yang ingin dicari merupakan pertanyaan umum yang belum terjawab..
Bahkan tanpa penelitian sekunder, rasa2nya penelitian primer hanya sekedar kotak2 tanpa sambung.. Artinya perlu seseorang yang mau mencari benang merah antar penelitian, sehingga jelas keterkaitannya.
Justru penelitian yang sendiri2... rasanya seperti berada di hutan.. tidak jelas arahnya..

Cuman biasanya untuk menjadi perekap penelitian2 primer dibutuhkan ketokohan atau kesenioran, terutama di Indonesia ini. Kenapa? Karena masih berat peneliti di sini untuk berbagi ilmu, berbagi data, karena memang plagiator terlalu banyak.. hehe..

Tapi kenapa teman saya sampai begitu sedihnya dibilang penelitiannya abstrak?
Jelas lah, karena audiens seminarnya adalah para peneliti primer. Coba klu audiensnya orang2 yang berkecimpung dengan penelitian sekunder, pasti akan ada banyak masukan..
So.. kata saya ke teman, tetap semangat..

Selasa, 06 Juli 2010

Cinta buta atau cinta sejati?

Kasus Luna Maya-Ariel membuat saya berfikir. Bukan tentang video pornonya..
Tentang cinta Luna kepada Ariel.. Separah itukah cintanya ?

Dulu, Luna pernah melepas Ariel karena Ariel keburu menghamili Amalia, mantan istrinya.
Meskipun ada peristiwa itu, Luna tetap setia menanti dudanya Ariel..
Dan sekarang, Luna pun masih setia dengan Ariel..
Meskipun, ternyata Ariel berbuat "begitu" tidak hanya dengan Luna, tetapi juga dengan perempuan lain. Perempuan yang punya suami..
Dan hebatnya Luna masih menerima Ariel..

Sebegitukah cinta seorang wanita kepada pria?
Bisa jadi, peristiwa ini mencoba membuka mata Luna, siapa Lelaki yang selama ini bersamanya.
Ada 2 kemungkinan : 1 . bisa aja Luna kabur, atau 2. tetap setia, dan pilihan kedua inilah yang Luna pilih..
Hm.. Bila Luna kemudian memilih tetap setia, artinya Luna pun harus dapat menerima semua konsekuensinya.. Mudah2n aja Ariel sudah insyaf..
Meskipun rasa2nya sangat tipis..
Sepertinya perlu suatu hidayah agar Ariel benar2 insyaf..

Kembali ke topik Cinta buta atau Cinta Sejati..
Bagaimanakah membedakan kedua cinta tersebut?
Apapun yang dilakukan pasangan kita, kita bisa memaafkan dan melupakan semua itu?
Meskipun disakiti?
Bila insyaf, boleh diberi kesempatan? Sejauh mana kita bisa memberi kesempatan?
Bila terulang kembali? Jelaslah, TINGGALKAN!!

Saya sih hanya bisa berharap, bila kita ketemu cinta buta kita, mudah2n pasangan kita ga macem2..
jadi tak perlu kata maaf dan cinta buta kita menjadi cinta sejati..

Awal perkenalanku kembali dengan kentang

Saya disarankan meneliti tanaman kentang.. Wao... serem. Teringat saya atas kegagalan usaha awal saya dengan kentang..
Sebenarnya, setelah kentang pertama kali, pernah dikit2 saya mencoba menanam lagi dan hasilnya memang gagal..

Evaluasi saya adalah saya tidak punya waktu lebih untuk memperhatikan tanaman saya. Kegiatan kantor menyita waktu saya. Apalagi bila usaha saya tersebut jauh dari rumah.. Mana sempat..
Akibatnya, selain tidak bisa ngontrol, bisa jadi saya malah ditipu pegawai saya..

Penelitian lah penyebab saya terjun lagi ke kentang. Wajib penelitian sebagai syarat pendidikan lanjutan saya. Awalnya pake nego, kentang bagian mana yang harus saya pilih. Berhubung, ilmu dan teknologi benih adalah major saya, maka penelitian benih kentang adalah pilihan saya..

Sempet bingung juga menentukan generasi benih mana yang harus saya teliti. Mo kuljar, G0, G1, G2, G3, atau G4. Berdasarkan pengalaman gagal menanam kentang, saya cari yang resiko lingkungannya kecil.
Kuljar? Wah, saya ga punya pengalaman nih.. Meskipun bisa dipelajari lewat kuliah, ilmu dasar saya Ekofisiologi tanaman, terlalu jauh menyeberang..
AKhirnya saya ambil G1 dan G2 karena generasi ini berada dalam rumah skreen..

Topiknya?
Setelah muter2, dapet deh..
Aeroponik kentang..

Ternyata diawali kentang, kembali lagi ke kentang.
Mudah2n berhasil..
Amin

Senin, 05 Juli 2010

Perkenalanku dengan kentang


11 tahun yang lalu, saya kenal nanem kentang.. Tapi mungkin baru kulit luarnya saja saya tahu.
Waktu itu, penelitian kentang saya adalah penggunaan agensia hayati dan pestisida nabati. Alhamdullilah dah terbit tulisan saya tentang topik tersebut.
Alhamdullilah juga, hasil panen cukup lumayan..

Karena merasa berhasil, saya sebagai anak baru lulus merasa kepengen ikutan bisnis pun nyoba nanem kentang.. ceritanya sih, usaha sendiri berbisnis.. Modalnya, selain dari kantong sendiri, juga dari sodara saya..

Hasilnya?
RUgi boo..
Udah hasilnya dikit karena terserang penyakit Phytopthora juga harganya lagi jatuh..
Aduh, apes banget deh..
Saya harus ngembaliin uang sodara saya dengan nyicil dari gaji saya (meskipun ga sampe lunas bener), duit tabungan saya amblas, dan
wah, perjuangan banget tuh ngejualin kentang ke temen2 kantor biar harganya agak mendingan dikit..
Dari panen, ngebersihin, nimbang, dan mlastikin sendiri..
Udah gitu, masih ditawar ama temen lagi.. Sesek banget tuh dada.. harga dah mepet gini, masih ditawar..
Jadi teringat klu lagi nawar sayur di pasar nih... kualat kale...

Pengalaman pait tersebut, bikin saya kapok untuk usaha nanem2 gitu..
KLu ada yang ngajakin bisnis nanem2 gitu, saya tolak..
Rasa2nya meskipun saya punya ilmunya, faktor diluar ilmu saya lebih berpengaruh. Ya iklim, tenaga kerja, dll
Dalam hati sih, hebatan petani. Meskipun ga punya ilmu, tapi berani nekat berspekulasi seperti itu.. Habis, namanya juga petani, klu ga nanem, mereka mo ngapain lagi.. hehe..
dari sisi lain, waktu itu saya berfikir.. emang rejekinya kantoran, ya udah ngantor aja.. jangan ambil rezekinya petani dengan coba2 kaya dengan nanem ... hehe mutung neh..

Setelah itu, saya lebih tertarik bisnis jualan.. Bagi saya waktu itu, resikonya lebih kecil.. harga tidak berfluktuasi, bisa disimpan atau dikembalikan...