Dulu, bila dengar kabar lelayu/kematian, biasanya klu bukan Eyang, Pakde, Bude, tante, temannya ortu, ortunya temen dst yang meninggal. Dalam 3 tahun terakhir ini, yang meninggal suami teman saya, suami sodara saya, dan teman saya.. Innalillahi wa innalillahi rojiun..
Suami sahabat saya meninggal mendadak karena kecelakaan. Dia meninggal seketika saat pulang tugas di luar kota. Padahal sepertinya baru saja saya nengok sahabat saya tersebut melahirkan. Artinya almarhum meninggalkan sahabat saya bersama 1 bayi perempuan anaknya.. Sejujurnya, saya pernah jealous melihat perkawinan mereka yang lengkap dengan bayi perempuan yang cantik..
Suami sepupu saya meninggal saat bermain futsal. Sekitar seminggu setelah Adji Massaid meninggal karena sakit. Konon suami sepupu saya ini juga stroke. Padahal, alm sangat rajin olah raga.. Setelah itu, saya wanti2 sama suami agar hati2 bila olah raga. Jangan ngoyo.. Sejujurnya, saya juga pernah jealous dengan sepupu saya ini karena begitu mesranya perkawinan mereka dengan dikaruniai 3 orang anak yang sholeh dan sholekhah.. Sering di FB, mereka saling berucap mesra..
Seminggu lalu, suami teman saya mendadak meninggal karena sakit. Seminggu diopname. Awalnya karena ada batu di kantung empedu tapi diobati secara alternatif. Batu hilang dan sehat kembali, tapi entah kenapa beberapa hari kemudian mendadak sakit dan kemudian meninggal. Saya tidak terlalu dekat dengan teman saya ini akhir2 ini, tetapi agak dekat dulu waktu masih kuliah S1. Yang saya tahu, teman saya ini ditinggal suaminya dengan satu orang anak balita yang lucu..
Contoh sebelumnya merupakan contoh suami2 sahabat, sepupu, dan teman saya yang meninggal..
Kemarin, teman SMP, SMA saya meninggal dunia.. Innalillahi wa innalillahi rojiun..
Saya tidak terlalu dekat dengannya, tetapi waktu SMA, saya mengingatnya sebagai orang yang sangat baik.. Memang saya lupa kebaikan apa. Tapi seingat saya, dia tidak pernah marah, judes, dan justru sebaliknya.. sangat baik, selalu tersenyum, keibuan.. Dan, benar, semua yang mengenalnya pun mengingat Alm sebagai orang yang sangat baik..
Umur kita memang terus bertambah, tapi umur hidup kita justru akan berkurang..
Saya tidak tahu, apakah setelah saya meninggal akan dikenang sebagai orang baik ato tidak..
Meskipun, dalam hati saya tahu, saya terlalu judes, jutek, ceplas ceplos, dan predikat lain yang jelek..
Kita tidak tahu kapan kita akan meninggal.. Bisa meninggal mendadak atau pakai sakit terlebih dahulu..
Namun satu hal, saya mohon maaf atas semua kesalahan saya..
Semoga kita semua menjadi pribadi yang semakin baik, diberi umur yang berkah.. dapat memberi manfaat lebih ke semuanya, diberi kesehatan..
dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah..
Amin ya Rabbal Alamin..
Topik Judul
- aeroponik kentang (56)
- catatan harian (102)
- kesehatan (13)
- motivasi (21)
- opini (44)
- Organik (11)
- penelitian (28)
- pertanian (34)
- travelling (21)
- Wirausaha (16)
Cari Blog Ini
Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Pemesanan Benih Kentang :
Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
LAYANAN KONSUMEN JM FARM :
Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
Senin, 26 September 2011
Rabu, 21 September 2011
Atasi Longsor Petani Organik Malay
Jelas ga foto ini?
Waktu ke Malaysia, saya agak surpraise dengan tindakan petani organik yang berusaha mengurangi adanya longsor dengan menutup bagian lereng yang curam dengan plastik seperti yang terlihat di foto. Konon sih, sangat efektif mengurangi longsor..
Sungguh salut dengan petani Malay.. Meskipun awalnya saya agak ragu dengan kekuatan plastik tersebut.
Di Indo, rasanya jarang petani bertindak seperti itu. Bahkan banyak petani di lahan dataran tinggi malah membuat arah terasering yang justru menyebabkan longsor. Katanya, biar tanaman tidak tergenang dan terserang penyakit..
Hmhm..
Usaha mengatasi longsor seperti di foto ini, di Indo biasanya menggunakan jaring, kawat. Yah, kawat seperti brongsong untuk perangkap tikus. Saya perhatiin banyak tuh di sepanjang tol cipularang..
Jadi tindakan mengatasi longsor masih dilakukan instansi..
Belum individu petani..
Waktu ke Malaysia, saya agak surpraise dengan tindakan petani organik yang berusaha mengurangi adanya longsor dengan menutup bagian lereng yang curam dengan plastik seperti yang terlihat di foto. Konon sih, sangat efektif mengurangi longsor..
Sungguh salut dengan petani Malay.. Meskipun awalnya saya agak ragu dengan kekuatan plastik tersebut.
Di Indo, rasanya jarang petani bertindak seperti itu. Bahkan banyak petani di lahan dataran tinggi malah membuat arah terasering yang justru menyebabkan longsor. Katanya, biar tanaman tidak tergenang dan terserang penyakit..
Hmhm..
Usaha mengatasi longsor seperti di foto ini, di Indo biasanya menggunakan jaring, kawat. Yah, kawat seperti brongsong untuk perangkap tikus. Saya perhatiin banyak tuh di sepanjang tol cipularang..
Jadi tindakan mengatasi longsor masih dilakukan instansi..
Belum individu petani..
Pejabat? Nooo
Ultah saya yang lalu, di facebook saya, ada yang mendoakan saya agar menjadi pejabat yang jujur dan amanah. Hmhm.. saya ralat ke teman saya, menjadi yang terbaik, tidak harus menjadi pejabat.. Hehe.. sejujurnya saya takut menjadi pejabat..
Sebenarnya menjadi PNS bukan keinginan saya.. Tapi saat ini saya sangat-sangat bersyukur menjadi salah satu PNS.. terutama di kementerian saya.. Banyak kesempatan dan pengalaman yang saya dapat. Dari training dalam dan luar negeri, beasiswa S2 dan S3, dan kesempatan memegang beberapa tanggung jawab penelitian. Alhamdullillah telah membentuk saya menjadi seperti ini.
Dulu, sewaktu saya muda, saya sering gemes melihat atasan2 saya, yang menurut saya terlalu lamban. Dan saat saya mendapat kesempatan menjadi bos kecil.. ternyata tak semudah itu untuk tidak lamban. Ada beberapa hal birokrasi yang membatasi. Hal ini semakin mendorong saya untuk banting stir berwiraswasta karena memang dari dulu saya pengen. Tapi mungkin karena keterbatasan waktu kerja, beberapa jenis usaha gagal saya lakukan. Setelah sekolah dan waktu bebas lebih banyak, jadilah begini..
Dengan berwiraswasta, saya bebas berimprovisasi agar usaha saya sukses meskipun menceng dari proposal. Saya ga perlu takut dibel2 bos besar. Ga perlu bersikap 'Asal Bapak Senang'. Ga perlu merekayasa segala sesuatu. Ga perlu takut didatangi Irjen atas kesalahan orang lain. Ga usah bingung cari talangan dana karena anggaran belum turun. Dan bebas mecat pegawai kalau kelewatan.. hehe yang terakhir kejam ya..
Saya sering salut kepada para PNS jujur yang bisa jadi pejabat karena saya tau betapa sulitnya itu. Makanya sering keki bila ada PNS jujur dijelek2in oleh lawan2 politiknya di media. Contohnya aja Sri Mulyani. Sungguh, jadi bos PNS yang jujur adalah tidah mudah..
Namun di sisi lain, saya sering ga enak hati. Bila nanti saya kembali bertugas, apa bisa ya saya asyik berbisnis seperti ini.. Untung, bisnis saya dipegang oleh hubby saya. Jadi, saya hanya semacam konsultan gitu.. Cuman yang pasti, rasa2nya.. saya ga pengen lagi terjun aktif di proyek lagi.. Puyeng.. Bener kata orang2.. Politik emang kotor…..
Menjadi Bahan Rebutan Tidak Selalu Menyenangkan
Yup, begitulah..
Selama ini pembeli saya adalah penghubung atau istilah kerennya makelar lah. Sebenarnya saya adalah kompetitor dia, tapi karena dia juga dapet fee dari menjualkan benih saya, jadi mungkin tepatnya simbiosis mutualisme.. Saya sih ga begitu peduli.. Semua punya rejeki masing2 lah..
Dengan berjalannya waktu, produk saya pun menjadi dikenal petugas2 pemerintah dan tentu konsumen saya, para penangkar benih kentang.. Terutama petani2 sohib saya di Pangalengan..
Dan akhirnya, benih saya untuk tanam bulan November nanti menjadi rebutan. Makelar saya minta jatah seperti musim2 sebelumnya.. Eh, ternyata si makelar dan petugas pemerintah pecah kongsi dan berebut benih saya. Di sisi lain, teman petani saya juga ikutan nagih..
Hmhm.. untung produksi benih saya banyak, jadi bisa dibagi2..
Meskipun jadi sedikit2, apa boleh buat..
Sejujurnya, saya lebih condong memberikan benih saya kepada petani saya..
Mengapa? Yah, berharap rantai pemasaran benih tidak terlalu panjang sehingga tidak memberatkan petani. Selain itu, sudah ada kesepakatan kerjasama antara saya dan petani saya untuk terus menghasilkan benih keturunan2 selanjutnya.. Insya Allah..
Selama ini pembeli saya adalah penghubung atau istilah kerennya makelar lah. Sebenarnya saya adalah kompetitor dia, tapi karena dia juga dapet fee dari menjualkan benih saya, jadi mungkin tepatnya simbiosis mutualisme.. Saya sih ga begitu peduli.. Semua punya rejeki masing2 lah..
Dengan berjalannya waktu, produk saya pun menjadi dikenal petugas2 pemerintah dan tentu konsumen saya, para penangkar benih kentang.. Terutama petani2 sohib saya di Pangalengan..
Dan akhirnya, benih saya untuk tanam bulan November nanti menjadi rebutan. Makelar saya minta jatah seperti musim2 sebelumnya.. Eh, ternyata si makelar dan petugas pemerintah pecah kongsi dan berebut benih saya. Di sisi lain, teman petani saya juga ikutan nagih..
Hmhm.. untung produksi benih saya banyak, jadi bisa dibagi2..
Meskipun jadi sedikit2, apa boleh buat..
Sejujurnya, saya lebih condong memberikan benih saya kepada petani saya..
Mengapa? Yah, berharap rantai pemasaran benih tidak terlalu panjang sehingga tidak memberatkan petani. Selain itu, sudah ada kesepakatan kerjasama antara saya dan petani saya untuk terus menghasilkan benih keturunan2 selanjutnya.. Insya Allah..
Langganan:
Postingan (Atom)