Awalnya memang ngerasa aneh, kok warteg diwajibkan bayar pajak.. Kebayang warteg, pasti kepikir warung nasi yang kecil, kumuh, pembelinya golongan sedang ke bawah..
Pokoknya kasihan deh.. Serasa ga tega klu harus ditagih pajak segala.. Seolah mengais rejeki sedikit demi sedikit.. kok diminta untuk bayar pajak..
carilah wajib pajak yang lebih kaya..
Tadi siang, saya makan di warteg dekat kampus. Warteg ini baru beberapa kali saya kunjungi..
Antri.. Hmm, banyak pembelinya rupanya..
Wajar sih menurut saya.. Karena masakannya lumayan rasanya, murah, pelayanannya ramah dan menunya agak macem2..
Iseng saya hitung pembelinya.. sekitar 10 orang.. Seandainya, setiap pembeli menghabiskan 10 ribu, berarti si ibu dapet duit 100rb saat itu.. Seandainya sehari ada 50 pembeli, berarti dapet duit 500 ribu.. Sebulan? 15 juta?
Wow.. jangan surprise dulu.. itu mah pendapatan kotor.
Btw.. sepertinya rumah makan tuh sering naikin harga lho.. Sepotong ayam goreng dihargain 5ribu. Padahal, klu saya masak sendiri.. mungkin.. biaya produksi hanya habis 2500 saja..
Jadi hitungan kasar saya.. sepertinya warteg baru langganan saya, bisa dapet pendapatan sekitar 10 juta per bulan..
Kaya kah ibu penjual warteg?
Susah dikira sih.. rumah gede, ada mobil keluaran th 2000an.. perhiasan melekat di tubuhnya
saya ga tau kaya pa enggaknya sih..
Cuman yang kepikir bagi saya..
Terkadang, kita begitu sentimentil membela kaum lemah.. warteg tidak perlu ditagih pajak..
Padahal ada beberapa warteg yang konsumennya banyak, yang diduga pemiliknya berpendapatan tinggi..
Jadi, seandainya yang diusulkan bayar pajak adalah warteg berpendapatan lebih dari 60 juta setahun, atau 5 juta sebulan dianggap masih terlalu miskin untuk bayar pajak, ya naikan saja berapa puluh juta pemilik warteg harus bayar pajak..
Mungkin di jakarta, pendapatan sebulan 5juta dianggap terlalu kecil..
Meskipun menurut saya, PNS golongan IIIA dengan gaji 1,5 juta pun sudah bayar pajak pendapatan dari kantornya..
Yang jadi pertanyaan saya..
Gimana cara ngukur pendapatan si warteg? karena biasanya, di warteg, kita bayar tanpa kwitansi atau bon..
Mungkin sekarang harus diubah cara pembayarannya kah?
Jangan sampai menjadi peluang orang2 seperti Gayus bermain di belakang..
Topik Judul
- aeroponik kentang (56)
- catatan harian (102)
- kesehatan (13)
- motivasi (21)
- opini (44)
- Organik (11)
- penelitian (28)
- pertanian (34)
- travelling (21)
- Wirausaha (16)
Cari Blog Ini
Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Pemesanan Benih Kentang :
Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
LAYANAN KONSUMEN JM FARM :
Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar