Women team on organic training by SIDA
Ini adalah tim cewek kami dari Asia. Dari Filipina, China, Vietnam, Kamboja, Malaysia, India and Myanmar.. Tentu dari Indo juga lah, cuman mba Dian Indo, ga tau kemana tuh..
Karena saya peneliti, mungkin saya lebih banyak share tentang teknologinya dulu ya..
Untuk postingan kali ini, pengen cerita soal pengendalian hama penyakit secara organik
Mereka juga menggunakan perangkap kuning, sama seperti di Indo. Cuman saya ga menghitung kerapatannya berapa saat itu.. Lupa.com
Yang menarik bagi saya, adalah petani organik di foto sebelah ini. Namanya Ganish. Sekeluarga menerapkan pertanian organik. Mungkin dari sini, tidak terlalu istimewa. Yang istimewanya. Dia menerapkan banyak teknologi pengendalian hama penyakit secara biologis. Dia memanfaatkan musuh alami, biodekomposer, dan pestisida nabati.
Rasa2nya teknologi ini sudah umum dan banyak dikenal, tapi yang konsisten menerapkan teknologi ini kan jarang. Kita tau lah teknologi2 ini, memang mudah tapi males banget menerapkannya karena repot, njilimet (jawa.com)..
Dia menggunakan dan memperbanyak musuh alami sendiri. Saya rasa cukup repot lah.. Saya ingat pernah ngajarin petani gimana memperbanyak musuh alami. Dan hasilnya, ga jalan karena biakannya harus dijaga dalam kelembaban tinggi dan suhu rendah...Ga punya kulkas bu.. Coba disimpan dekat sumur agar lembab dan dingin. Repot bu, kena cucian.. AKhirnya cape deh..
Dia juga menggunakan dekomposer bikinan sendiri.. Klu petani2 kita mah, rasanya males nyari dekomposer sendiri. BIasanya beli. Lama2 berhenti, karena dianggap klu beli adalah mahal. Padahal, dekomposer terbaik adalah yang asli dari lingkungan sendiri
Dia menanam tanaman bahan untuk pestisida nabati dan rajin membuat sendiri. Setiap mo nyemprot, ya bikin dulu dan kemudian semprot.. Waduh, mana tahaan.. Jarang ada petani serajin ini..
Satu kata deh buat Ganish. Salut..
Dan ini juga jadi teguran halus bagi saya. Kenapa?
Yah, sebagai peneliti dan praktisi, yang tentu tau ilmu2nya, saya belum sepenuhnya menerapkan teknologi yang saya tau. Yang repotlah, belum sempatlah, dan segudang alasan lainnya.. Hmhm.. jadi malu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar