Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Rabu, 19 September 2012

Padat penduduk dan Aturan yang Harus Ditegakkan

Setelah beberapa kali pergi ke beberapa negara, baik yang tertib ato tidak, kok saya sering menjadikan jumlah penduduk yang terlalu padat sebagai salah satu penyebab utama Indo susah diatur. Mungkin ini salah, tapi sering menghayal, seandainya penduduk Indo ga sebanyak ini..

Mungkin karena terkenal kaya raya, subur makmur (dulu), kondisi cuaca relatif lebih nyaman untuk tempat tinggal, maka pertumbuhan penduduk di Indo dan negara2 dekat katulistiwa lainnya cukup tinggi. Bandingin di daerah utara yang dingin, wuih.. meskipun harga tanah murahpun, ga banyak yang minat tinggal di kutub dweh..

Mengunjungi negara yang ga padat penduduk, rasanya sepi bangets. kecuali ibu kotanya lho ya.. Mereka tertib antri, ga berani buang sampah sembarangan, tertib sama hukum.. dst dst..
Beda dengan negara yang padat penduduknya. Relatif sulit diatur, pengennya menang sendiri, sulit disuruh antri dsb dsb..

Tapi nyatanya kok Jepang yang padat penduduknya, tetap tertib, patuh aturan? hehe.. Inilah yang saya sebutkan, mungkin pendapat saya salah... Jepang emang hebat, mungkin karena negaranya rawan bencana kali ya. Jadi orangnya tangguh bangets.. Saluts.. Lagi2 beda dengan Indo yang relatif merupakan negara yang penduduknya terlalu dimanja dengan segala keberkahan sumber daya alam..

Kok saya ujug2 cerita begini sih? Habis, saya lagi inget sentilan teman dari negara seberang, Malay, saat ada seminar pertanian organik di Malay
Katanya, Indo demi gengsi, harga diri, akan terus memperjuangkan haknya. So banyak demo2, entah karena tujuan mulia atao demo karena dibayar orang kaya. Jadi kondisi ga kondusif untuk orang bekerja dan bekerja..
Sementara Malay, mereka ga peduli sultannya macem2. Asal tertib bayar pajak, kerja mereka ga diganggu.. So bisa kerja semaksimal mungkin..
Rasanya panas hati ini mendengarnya, tapi kok sedikit ada benarnya ya.
Apa kita harus kembali ke jaman Suharto lagi? 


Sekali2 bicara politik ya..    
Sebenarnya, meskipun padat penduduk, asal aturan ditegakkan tanpa pandang bulu, mestinya ga masalah. Pemerintah harusnya tegas. Sekarang gimana pemerintah mo tegas, la wong oknum pemerintah selalu ada dimana2..

Contoh kasus, kembali ke soal hilang atau berkurangnya calo tiket kereta api dengan penggunaan KTP asli penumpang. Sederhana kan, tapi sungguh, ladang jual tiket oleh calo jadi lenyap atau berkurang. Dan calonya bukan hanya orang luar lah.. Kalo pimpinan KAI ga berniat keras menerapkan aturan tiket dengan KTP dengan segala resiko dimusuhi dan diomelin calo2 tiket, mana mungkin calo itu bisa hilang..

Kadang kasus2 lain pun perlu keberanian pemimpinnya.
Sering saya baca di Kompasiana, TKI yang diperas di bandara Sukarno Hatta saat pulang ke Indo. Saya sendiri juga pernah liat, saat ngantri diperiksa di Imigrasi, para TKI bolak-balik ngurus sesuatu, seperti dilempar sana sini oleh petugas. Bahkan sambil nangis.. Kasihan..
Klu pimpinan mo masalah itu beres, gampang kan. Tempatnya jelas, bandara. Orang2nya juga ada di tempat, ga usah nguber2 lagi.. Gitu aja kok repot.. Memang menjadi repot, klu ada oknum yang dapat bagian to..

Klu masalah transportasi lain, bis. Saya salah satu pelanggan bis antar kota antar propinsi, bandung-bogor. Sebelnya minta ampun, klu dapat bis omprengan tetapi ngaku bis eksekutif. AC ga jalan, lebih banyak angin dari blower. Kursi butut. Ngebut dikit, bis bergetar, jadi ga bisa disambi baca ato online deh.. Klu dikomplain, pasti kru bis nya pura2 ga denger.. Klu lagi ga buru2, saya milih nunggu antri bis berikutnya.. Klu ga, ya terpaksa deh..
KLu pimpinan mo ngeberesin masalah ini juga gampang to.. Bikin syarat bis eksekutif tuh gimana. Yang ga memenuhi syarat, ya jangan ngaku2 eksekutif. Tempatnya jelas, terminal. Barangnya ada, bis. Orangnya juga ada. Lagi2, kecuali ada oknum yang dapat jatah dari bis omprengan..
Capek deh..    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar