Nasib istri kedua

Barusan tetangga depan saya dateng ke rumah.
Sungguh, baru kali ini dia mampir ke rumah saya, setelah beberapa bulan dia ngontrak.
Sering sih liat dia dan keluarganya.
Tapi berhubung mereka cuek, ya saya dan hubby juga cuek deh..
Ato mungkin performance mereka yang tertutup, jadi males juga gaul dengan mereka..
Ya.. sepertinya, mereka hanya mau bergaul dengan golongan mereka sendiri..
Oke deh kalu begitu..

Agak heran juga ya dia ke rumah..
Rupanya, pompa airnya rusak. Sudah diperbaiki, tetapi karena terlalu parah, tukang reparasinya menganjurkan agar beli yang baru saja.
Padahal, menurut tetangga saya, seminggu lagi dia akan pindah kontrakan.
Karena menurut pemilik kontrakan, rumah itu akan dijual..

Eh.. lama2, dia curhat..
Klu dia sudah menghubungi suaminya, tapi hp suaminya ga aktif2.
Ga bisa dihubungi..
Padahal pompa rusak, dia juga harus pindah..

Maklum lah bu.. suami saya punya dua istri dan saya istri muda. Jadi suami lebih banyak di istri tua..
dan saya susah menghubunginya..
Aduh.. antara kasihan dan apa ya.. ada perasaan.. salah sendiri mau jadi istri muda..
Konsekuensi lah..
Tapi sungguh, kalimat sadis itu tidak saya keluarkan, hanya dalam hati..
Makanya neng.. jangan mau jadi istri muda

Akhirnya saya perbolehkan dia ngambil air sewaktu2 selama 1 minggu.
Nanti saya bayar penggunaan airnya, kata ibu muda itu dengan menggendong seorang balita yang lagi rewel..
Ada2 aja ibu ini.. ga usah lah bu..
Mudah2n bisa sedikit membantu ibu muda itu, meskipun saya sangat tidak suka dengan status ibu sebagai istri muda..