Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Minggu, 25 Desember 2011

Dari Padi Hibrida dan Kerjasama Perbenihan

Sebenarnya diskusi saya dan teman saya ini sudah terjadi minggu lalu, tapi kok sedikit kepikiran ya..
Ada dua hal..

Pertama..
Bagi saya, perusahaan tempat teman saya bekerja, produsen benih padi hibrida cukup berani berinvestasi. Yup, hanya mengandalkan pembelian dari BUMN benih padi untuk subsidi benih.

Sudah menjadi rahasia umum, padi hibrida membutuhkan biaya sangat tinggi, entah benihnya, pupuk, pemeliharaan, pestisidanya.. Jadi, tentu hanya berhasil bagi petani kaya saja, padahal ada berapa sih petani kaya di Indo? Hasil panen petaninya meningkat menjadi 60 juta dari 20 juta, namun saat saya tanya berapa biaya produksinya, dia tidak tau.. Kalau benar2 menguntungkan, tentu akan banyak muncul perusahaan penghasil beras hibrida.. Nyata nya kagak too..
Jadi, sangat jarang petani rela menanam benih hibrida, bila harus beli benih sendiri.
So, pembeli benih hibrida kebanyakan Pemerintah untuk subsidi benih.. bukan petani

Tentu, maksud Pemerintah memberikan benih hibrida gratis agar ditanam petani dan menghasilkan panen sesuai potensi hasil, diatas 10 t/ha.. Sekali lagi, jarang dong yang tercapai. Kalau pun tercapai, berapa orang, berapa luas, berapa biaya produksinya.. Bahkan selain boros pupuk, penanaman padi hibrida menyebabkan lahan menjadi miskin hara, terutama boron, begitu kata teman saya

Saya yakin Pemerintah tahu kondisi ini..
Pengen menaikkan produksi dengan hibrida, tapi banyak kendala..
Mungkin Pemerintah bingung, mo gimana lagi, habis pake terobosan apalagi donk.. untuk keamanan pangan..
Jadi deh, kebijakan subsidi benih hibrida terus berlanjut..
Biar kelihatan berpihak kepada petani memberikan benih gratis, padahal...
Tentu donk, perusahaan benih hibrida punya kepentingan sendiri agar kebijakan tersebut terus langgeng..

Jadi inget petani saya yang mendapat subsidi benih hibrida, benihnya malah dimasak jadi beras..

Kedua
Perusahaan benih tersebut hanya bermodal dana dan tenaga. Lahan dan alsintan milik BUMN benih padi. Kepikir kaya donk itu BUMN, ternyata?
Pikir sendiri deh..
Yang jelas, minimal, pegawai BUMN punya kerjaan, daripada nganggur..

Ngomong2 soal kerjasama ini..
Saya jadi teringat banyaknya rumah screen mahal yang nganggur di suatu balai benih kentang. Dari sekitar 10 rumah screen, hanya 2 yang beroperasi. Padahal, itu bangunan lumayan canggih daripada punya saya..
Sterilisasi dengan panas mudah karena punya alat sendiri..
Saya bersusah payah membangun rumah screen, ealah, balai itu malah menyianyiakan rumah screennya..

Katanya sih, dana dari pemerintah hanya bisa untuk 2 screen..
Hmhmm, padahal menurut saya, hasil panen 2 screen tersebut, secara bertahap bisa untuk membiayai screen lainnya, kecuali....... yup, keuntungan hasil panen diambil duluan.. hehe

Bicara soal kerjasama, sama halnya yang terjadi dengan produksi benih padi hibrida
seharusnya, balai benih kentang bisa mengajak pihak lain untuk mengisi screen yang lain.
Selain menguntungkan, menyediakan benih di tingkat petani, minimal bisa menjadi tambahan masukan bagi pegawai2nya..
Kecuali, ga rela berbagi bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar