Topik Judul

Cari Blog Ini

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)

Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Lebih sehat, produksi dan kualitas lebih tinggi.. Minat??

Pemesanan Benih Kentang :

Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065

email : vansekar@yahoo.co.id

LAYANAN KONSUMEN JM FARM :

Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang
,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum

Senin, 10 Maret 2014

Konsekuensi Seorang Pemimpin

Mungkin kita semua pernah tau, bahwa pemimpin akan diminta pertanggungjawaban semua hasil kepemimpinannya pada waktunya nanti. Entah 'hanya' sebagai kepala rumah tangga atau bila dipercaya memimpin suatu organisasi, tim, atau kelompok tertentu.

Saya ingat di salah satu episode Mata Najwa, Dahlan Iskan pernah mengatakan bahwa hanya 10% orang yang benar2 baik dan 10% orang yang benar2 jahat, sisanya adalah tergantung siapa pemimpinnya. Bila pemimpin baik, maka akan membawa 80% orang pada kebaikan, begitu pula sebaliknya. Statement ini makin menguatkan betapa pentingnya, beratnya konsekuensi menjadi seorang pemimpin.

Anehnya, begitu banyaknya orang berebut pengen menjadi pemimpin atas dasar kekuasaan, kekayaan, gengsi dll, lupa bahwa memimpin merupakan kepala gerbong kereta mau dibawa ke arahmana tujuan akhir kita. Pemimpin tidak saja bertanggung terhadap output kepemimpinan, tetapi akibat dari kepemimpinan tersebut.
Contoh realnya, tidak saja bertanggung jawab terhadap ketidak berhasilan membangun suatu rumah, tetapi dampak dari tidak terbangunnya rumah. Seperti tidak bisa nyaman tidur, anak-anak tidak bisa belajar dan prestasi anak menjadi menurun.. Begitu juga sebaliknya.. Hmhm..

Saya telah mengalami beberapa jenis pimpinan. Semua punya kelebihan dan kekurangan, tapi bila pemimpin dengan terlalu banyak kekurangan tetapi menjabat sebagai pimpinan, huff, 80% gerbong kereta pun jadi ikut 'meleng'.. 10% yang baik, pun "tersandera", perlu terus jihad yang berat untuk tetap menjadi baik.
Hmhm.. Ini sekedar curhatan saya, betapa sulitnya untuk tetap baik di kala pimpinan kita meleng. Kalaupun tidak bisa mengingatkan, paling tidak, tidak ikut2an meleng aja dweh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar