Happy New Year 2013, blogger...
Mudah2n banyak keberhasilan di tahun 2012 dan sudah selesai melakukan introspeksi diri di tahun 2012, untuk diperbaiki di tahun 2013..
Amiin YRA..
Apa resolusi tahun 2013?
Kapan2 aja ceritanya, yang jelas, saya HARUS jadi Doktor tahun ini.. :)
Semangatttttt
So, ijin rehat ngeblog untuk ngegarap disertasi dulu ya...
Topik Judul
- aeroponik kentang (56)
- catatan harian (102)
- kesehatan (13)
- motivasi (21)
- opini (44)
- Organik (11)
- penelitian (28)
- pertanian (34)
- travelling (21)
- Wirausaha (16)
Cari Blog Ini
Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Pemesanan Benih Kentang :
Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
LAYANAN KONSUMEN JM FARM :
Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
Senin, 31 Desember 2012
Minggu, 23 Desember 2012
Rasio benih pada perbenihan kentang
Karena berangkat dari penelitian disertasi saya tentang benih G0, maka semua hasil panen, saya jual dalam bentuk benih. Tidak pernah saya memakan atau menjual kentang saya untuk konsumsi.. Makanya, kadang2 saya ditanya teman2 kantor ato sodara2 saya, mana nih kentangnya, kripik kentangnya dll.. dan saya pun hanya bisa geleng2 kepala.. ga ada.. hehe..
Dengan berjalannya waktu, saya tidak hanya memproduksi G0, tetapi saat ini saya pun memproduksi benih hingga G3. Saat mulai bekerja sama dengan petani dalam rangka produksi G2, baru deh kenal yang namanya kentang konsumsi.
Yah, setelah panen, umbi yang berukuran besar dijual untuk konsumsi, sedangkan umbi yang berukuran sedang disimpan untuk dijadikan benih.. Lumayan, penjualan kentang konsumsi berupa uang cash bisa digunakan untuk biaya musim tanam berikutnya atau malah buat dapur.. hehe..
Sedangkan umbi benih disimpan untuk tabungan 3-4 bulan kedepan.. Jadi, ya kira2 puasanya 6-8 bulan, baru dapat cash-nya..
Perbandingan umbi untuk benih terhadap jumlah keseluruhan umbi sering disebut rasio benih.. Berapa persentase umbi untuk benih akan mempengaruhi budidaya pertanamannya. Bila ingin umbi besar2, artinya akan lebih banyak umbi konsumsi daripada umbi benih. Perlakuannya bisa macam2, seperti pemupukan lebih banyak, jarak tanam diperlebar, pilih benih sumber umbi yang kecil dan tunas sedikit, umur panen diperpanjang.. Begitu juga sebaliknya..
Penentuan seberapa banyak rasio benih, sebaiknya sih tergantung isi dompet kita. Kalau ga bisa puasa agak lama, ya bikin umbi yang agak besar untuk jadi umbi konsumsi agar setelah panen, bisa segera dapat uang cash..
Dengan berjalannya waktu, saya tidak hanya memproduksi G0, tetapi saat ini saya pun memproduksi benih hingga G3. Saat mulai bekerja sama dengan petani dalam rangka produksi G2, baru deh kenal yang namanya kentang konsumsi.
Yah, setelah panen, umbi yang berukuran besar dijual untuk konsumsi, sedangkan umbi yang berukuran sedang disimpan untuk dijadikan benih.. Lumayan, penjualan kentang konsumsi berupa uang cash bisa digunakan untuk biaya musim tanam berikutnya atau malah buat dapur.. hehe..
Sedangkan umbi benih disimpan untuk tabungan 3-4 bulan kedepan.. Jadi, ya kira2 puasanya 6-8 bulan, baru dapat cash-nya..
Perbandingan umbi untuk benih terhadap jumlah keseluruhan umbi sering disebut rasio benih.. Berapa persentase umbi untuk benih akan mempengaruhi budidaya pertanamannya. Bila ingin umbi besar2, artinya akan lebih banyak umbi konsumsi daripada umbi benih. Perlakuannya bisa macam2, seperti pemupukan lebih banyak, jarak tanam diperlebar, pilih benih sumber umbi yang kecil dan tunas sedikit, umur panen diperpanjang.. Begitu juga sebaliknya..
Penentuan seberapa banyak rasio benih, sebaiknya sih tergantung isi dompet kita. Kalau ga bisa puasa agak lama, ya bikin umbi yang agak besar untuk jadi umbi konsumsi agar setelah panen, bisa segera dapat uang cash..
Kamis, 13 Desember 2012
Profesor Bule Nyasar ke Aeroponik JM Farm
Saya lagi happy nih, sampe2 sehari bisa 3x posting. Hehe..
Sudah 2 hari ini saya dikunjungi Fred Davies, Profesor horticulture science dari Texas A&M University. Pengarang buku Plant Propagation, gitu lho. Konon, mantan presiden American Society of hort scie geto..
Sehari kemarin liat aeroponik kentang G0 saya dan tadi liat kentang G1 saya..
Kenapa bisa nyasar ketempat saya? Hehe, karena dibawa dosen pembimbing disertasi saya, Dr. Anas D. Susila, yang ahli hidroponik..
Hmhm.. lengkap deh..
Eh, sebenarnya ga lengkap ding, dosen pembimbing saya yang lain, Prof. Wattimena, ga ikut.. Padahal saya sedikit berdosa nih dengan beliau.. Habis, pernah datang ke Lembang, tapi malah saya ke Bogor untuk konsultasi.. Ga klop bangets nih, bapak dan anak..
Banyak hal yang kami diskusikan termasuk saran2 perbaikan untuk usaha kentang saya.. Kapan2 akan saya bahas ya.. Udah ngantuk nih..
But, yang bikin happy, mudah2n aje ye, beneran dia mo gantian ngundang saya ke negaranya..
Amiin 3x YRA..
Sudah 2 hari ini saya dikunjungi Fred Davies, Profesor horticulture science dari Texas A&M University. Pengarang buku Plant Propagation, gitu lho. Konon, mantan presiden American Society of hort scie geto..
Sehari kemarin liat aeroponik kentang G0 saya dan tadi liat kentang G1 saya..
Kenapa bisa nyasar ketempat saya? Hehe, karena dibawa dosen pembimbing disertasi saya, Dr. Anas D. Susila, yang ahli hidroponik..
Hmhm.. lengkap deh..
Eh, sebenarnya ga lengkap ding, dosen pembimbing saya yang lain, Prof. Wattimena, ga ikut.. Padahal saya sedikit berdosa nih dengan beliau.. Habis, pernah datang ke Lembang, tapi malah saya ke Bogor untuk konsultasi.. Ga klop bangets nih, bapak dan anak..
Banyak hal yang kami diskusikan termasuk saran2 perbaikan untuk usaha kentang saya.. Kapan2 akan saya bahas ya.. Udah ngantuk nih..
But, yang bikin happy, mudah2n aje ye, beneran dia mo gantian ngundang saya ke negaranya..
Amiin 3x YRA..
Berdoa atau Menyuruh Tuhan?
Beberapa waktu lalu dalam rangka liburan lebaran haji, saya bawa bekal buku "Berdoa ataukah Menyuruh Tuhan?" untuk pengisi waktu dalam perjalanan tour de Java. Gaya.com. Buku karangan Agus Mustofa tersebut entah kapan dibeli hubby, tapi baru sempet saya jamah karena penasaran dengan judulnya yang nyentil saya, yang emang ngerasa kebanyakan permintaan kepada Tuhan..
Hmhm.. bener.. buku itu nyentil saya..
Dulu waktu sekitar kuliah S1, saya pernah dinasehati seorang guru pesantren, kita ga perlu detil2 berdoa, karena Allah Maha Tahu.. Di sisi lain, saya pernah baca cerita, entah bercanda ato tidak. Seseorang berdoa minta mobil Kijang, pada kenyataannya tidak dikabulkan karena salah doanya, sebenarnya Allah akan memberikan mobil Mercy yang lebih mahal, tapi berhubung yang diminta Kijang, jadi ga dikasih..
Dengan keterbatasan ilmu agama saya, ya saya lakukan yang saya yakini saja.. Sesuai adab berdoa, dimulai dengan istighfar, mohon ampunan doa dan kemudian dzikir, barulah berdoa apa yang saya pinta.. Lama2 saya perbaiki istighfar saya, bukan saja egois mohon ampunan dosa saya, ortu saya, keluarga saya, tetapi juga yang lain. Ikut mendoakan orang lain. Dzikir ditambahin dengan Asmaul Husna dan Shalawat..
Dulu, waktu saya umroh, saya punya banyak titipan doa dari teman2. Biar ga lupa, saya catat dalam kertas kecil, biar tinggal dibaca. Biar efisien (busyet dah, berdoa aja pake efisien), saya bikin daftar biar sistematis.. Saking seringnya berdoa yang ada di catatan tersebut, akhirnya hafal...
Akhirnya kebawa sampai sekarang. Dari semua permintaan, saya buat sistematis. Biar urut, ga kelewat. Kesehatan, keluarga sakinah mawadah warohmah, rezeki, dst....
Nah, pas baca buku ini, jadi malu deh..
Yang bikin terhenyak adalah bukan doanya (permintaannya) yang diperbanyak, tapi dzikirnya !!
QS Al Ahzab :41-42. Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (kepada) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang hari.
Sebenarnya sudah sering baca ayat ini, tapi ga ngeh, bahwa artinya banyak2lah dzikirnya daripada doanya..
Terdapat lima tingkatan doa, yang akan mempengaruhi sikap kita dalam berdoa dan redaksi kita dalam mengucapkan permintaan doa.
#1# berdagang dengan Allah
Setiap kita berbuat baik, kita mengharapkan imbalan dari Allah, seolah kita berdagang dengan Allah.. Bila kita bersedekah agar rezeki kita meningkat, yang kita dapat ya rezeki itu saja. Padahal sebenarnya terlalu sempit, padahal kalau niat iklas bersedekah karena Allah, kita bisa dapat lebih, tidak saja tambahan rejeki.. Sama Allah kok itung2an sih..
Jadi inget ustad yang suka ngajarin itung2an sedekah..
#2# Menuhankan Allah
Berarti sudah ga dagang lagi, benar2 sudah meminta karena memang Allah Maha Penguasa. Bila Allah berkehendak, tidak ada yang bisa menghalangi.
#3# Minta dipilihkan yang terbaik
Memang Allah tempat kita meminta, namun bukan berarti kita bisa minta semaunya dan kadang terjebak kepada menyuruh Allah. Kecuali lagi teraniaya lho ya. Kita pasrahkan yang terbaik buat kita.
Jadi teringat saat baca buku Dahlan Iskan tentang ganti hatinya. Saat masuk ke ruang operasi, Pak DI sudah tidak minta diselamatkan dari operasi lagi. Beliau malu, beliau hanya minta diberikan yang terbaik. Bila memang hidup atau malah mati adalah yang terbaik, beliau pasrah setelah berjuang sebisa mungkin.
#4# Mensyukuri nikmat
Siapa saja yang pandai bersyukur, pasti akan diberi kenikmatan yang lebih. Orang2 yang masih berdoa dengan meminta ibaratnya masih kekurangan, sedangkan bagi orang yang sudah pandai bersyukur, justru penuh dengan kenikmatan. Semakin panjang permintaan, semakin banyak kekurangan.. Semakin banyak bersyukur, semakin banyak kenikmatan.. Wah, kesindir deh saya..
#5# Berbuat seperti Allah
Maksudnya meniru perbuatan Allah, seperti kepanjangan tangan Allah, atau bekerja sebagai karyawannya Allah. Artinya semua karunia yang kita miliki digunakan untuk kebajikan..
Berbuat baiklah kepada orang lain, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..
Hmhm.. jadi malu deh..
Dan ternyata, merubah kebiasaan meminta agak sulit diubah..
Ok, banyak2lah bersyukur dan berbuat kebajikan seolah kita adalah karyawan Allah..
Mari...
Hmhm.. bener.. buku itu nyentil saya..
Dulu waktu sekitar kuliah S1, saya pernah dinasehati seorang guru pesantren, kita ga perlu detil2 berdoa, karena Allah Maha Tahu.. Di sisi lain, saya pernah baca cerita, entah bercanda ato tidak. Seseorang berdoa minta mobil Kijang, pada kenyataannya tidak dikabulkan karena salah doanya, sebenarnya Allah akan memberikan mobil Mercy yang lebih mahal, tapi berhubung yang diminta Kijang, jadi ga dikasih..
Dengan keterbatasan ilmu agama saya, ya saya lakukan yang saya yakini saja.. Sesuai adab berdoa, dimulai dengan istighfar, mohon ampunan doa dan kemudian dzikir, barulah berdoa apa yang saya pinta.. Lama2 saya perbaiki istighfar saya, bukan saja egois mohon ampunan dosa saya, ortu saya, keluarga saya, tetapi juga yang lain. Ikut mendoakan orang lain. Dzikir ditambahin dengan Asmaul Husna dan Shalawat..
Dulu, waktu saya umroh, saya punya banyak titipan doa dari teman2. Biar ga lupa, saya catat dalam kertas kecil, biar tinggal dibaca. Biar efisien (busyet dah, berdoa aja pake efisien), saya bikin daftar biar sistematis.. Saking seringnya berdoa yang ada di catatan tersebut, akhirnya hafal...
Akhirnya kebawa sampai sekarang. Dari semua permintaan, saya buat sistematis. Biar urut, ga kelewat. Kesehatan, keluarga sakinah mawadah warohmah, rezeki, dst....
Nah, pas baca buku ini, jadi malu deh..
Yang bikin terhenyak adalah bukan doanya (permintaannya) yang diperbanyak, tapi dzikirnya !!
QS Al Ahzab :41-42. Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (kepada) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang hari.
Sebenarnya sudah sering baca ayat ini, tapi ga ngeh, bahwa artinya banyak2lah dzikirnya daripada doanya..
Terdapat lima tingkatan doa, yang akan mempengaruhi sikap kita dalam berdoa dan redaksi kita dalam mengucapkan permintaan doa.
#1# berdagang dengan Allah
Setiap kita berbuat baik, kita mengharapkan imbalan dari Allah, seolah kita berdagang dengan Allah.. Bila kita bersedekah agar rezeki kita meningkat, yang kita dapat ya rezeki itu saja. Padahal sebenarnya terlalu sempit, padahal kalau niat iklas bersedekah karena Allah, kita bisa dapat lebih, tidak saja tambahan rejeki.. Sama Allah kok itung2an sih..
Jadi inget ustad yang suka ngajarin itung2an sedekah..
#2# Menuhankan Allah
Berarti sudah ga dagang lagi, benar2 sudah meminta karena memang Allah Maha Penguasa. Bila Allah berkehendak, tidak ada yang bisa menghalangi.
#3# Minta dipilihkan yang terbaik
Memang Allah tempat kita meminta, namun bukan berarti kita bisa minta semaunya dan kadang terjebak kepada menyuruh Allah. Kecuali lagi teraniaya lho ya. Kita pasrahkan yang terbaik buat kita.
Jadi teringat saat baca buku Dahlan Iskan tentang ganti hatinya. Saat masuk ke ruang operasi, Pak DI sudah tidak minta diselamatkan dari operasi lagi. Beliau malu, beliau hanya minta diberikan yang terbaik. Bila memang hidup atau malah mati adalah yang terbaik, beliau pasrah setelah berjuang sebisa mungkin.
#4# Mensyukuri nikmat
Siapa saja yang pandai bersyukur, pasti akan diberi kenikmatan yang lebih. Orang2 yang masih berdoa dengan meminta ibaratnya masih kekurangan, sedangkan bagi orang yang sudah pandai bersyukur, justru penuh dengan kenikmatan. Semakin panjang permintaan, semakin banyak kekurangan.. Semakin banyak bersyukur, semakin banyak kenikmatan.. Wah, kesindir deh saya..
#5# Berbuat seperti Allah
Maksudnya meniru perbuatan Allah, seperti kepanjangan tangan Allah, atau bekerja sebagai karyawannya Allah. Artinya semua karunia yang kita miliki digunakan untuk kebajikan..
Berbuat baiklah kepada orang lain, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..
Hmhm.. jadi malu deh..
Dan ternyata, merubah kebiasaan meminta agak sulit diubah..
Ok, banyak2lah bersyukur dan berbuat kebajikan seolah kita adalah karyawan Allah..
Mari...
Tertarik menjadi Agri Entreprenuer?
Berkaitan dengan pertanyaan seseorang di milis tentang kegagalannya ber-entrprenuer di bidang pertanian, saya jadi pengen sedikit mengulasnya..
Konon, agri entreprenuer paling menguntungkan adalah di bidang hulu ato hilir sekalian. Maksud hulu, misalnya jualan saprodi pertanian. Entah itu benih, pupuk, pestisida, atau alsintan.. Tuh, liat berapa banyak perusahaan penjual saprodi di negara kita.. berceceran, dari yang legal hingga ilegal.
Sedangkan, maksudnya hilir adalah bisa bagian prosesing atau malah marketingnya. Ada yang memproses menjadi makanan olahan, atau hanya setengah jadi. Atau juga menjual barang mentahnya saja.. Bahasa kasarnya bisa disebut bandar, tengkulak, dsb..
Silahkan mo milih yang mana..
Untuk bergerak di bidang hulu hingga hilir, wuih.. perlu modal yang lumayan dan tentu kesabaran. Ya iyalah, puasa dulu, prihatin sampe barang kejual.. Ampyunn deh klu masih skala UKM..
Nah, untuk di bidang produksinya sendiri.. Terkadang, agak sulit mendapatkan margin yang lumayan klu ga pake trik2 dan diperlukan pengalaman jatuh bangun.. (kalau ga bangun2, ya jatuh melulu deh)..
Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan :
1. Intensifikasi
Usaha produksi secara intensifikasi dengan menggunakan berbagai teknologi yang sudah ada atau malah bisa saja menemukan yang baru. Teknologi yang umum diterapkan misalnya adalah penggunaan benih bersertifikat, pemupukan berimbang, dan pengendalian hama penyakit..
Akhir2 ini sistem produksi yang paling ngetrend adalah sistem pertanian organik, sistem pertanian ramah lingkungan, atau pake sistem produksi hidroponik. Silahkan pilih tergantung pasar yang kita punya.
- Pertanian organik mensyaratkan tanpa penggunaan input kimia (benih, pupuk, pestisida) dan no contamination dari pihak luar.
- Pertanian ramah lingkungan masih mengijinkan penggunaan input kimia secara terbatas, terutama pupuk dan tidak mensyaratkan kontaminasi.
- Hidroponik dengan segala jenis media tanpa tanahnya dan tambahan nutrisi buatan dari luar
2. Ekstensifikasi
Untuk sistem produksi konvensional, terkadang perlu melakukan ekstensifikasi. Perlunya mendapatkan luas lahan minimum untuk mendapatkan keuntungan di atas titik impas ekonomi.. Semakin luas lahan, diharapkan semakin efisien, sehingga keuntungan semakin tinggi. Kecuali karena management yang ga bagus, malah keteter.. hehe..
Nah, disini, pemilihan komoditas sangat penting. Komoditas dipilih dengan pertimbangan saat panen tidak terjadi panen raya yang menyebabkan harga jatuh. So pemetaan tanam sekitar kita, pencarian pasar sangat penting. Cara termudah mengetahui pemetaan tanam sekitar kita adalah bertanya kepada kios saprodi penjual benih, komoditas dominan apa yang ditanam petani.
Memang sih, resiko menanam berbeda dengan tetangga sekitar sangat banyak. Misalnya mudah terserang hama penyakit, beda musim sendiri jadi rentan kekeringan/banjir, tapi swear... harga jual saat panen pasti tinggi.. Ukur aja kemampuan diri sendiri, mampu ga melawan arus..
Btw, jangan pernah ikutan latah nanam karena orang lain. Misalnya nih, mo tahun baru, biasanya jagung manis bakal mahal. Eh, kok ya yang berfikir demikian banyak, jadi deh harga jagung manis jatuh di tahun baru, meskipun tetep aja harga jagung manis di penjual jagung bakar tetep mahal..
Paling aman, survei sendiri, lihat lapang, tanya penjual benih..
Dari sekian uraian saya, yang terpenting adalah pasar, pasar, dan pasar.. Kalau belum punya pasar, namanya bunuh diri..
Konon, agri entreprenuer paling menguntungkan adalah di bidang hulu ato hilir sekalian. Maksud hulu, misalnya jualan saprodi pertanian. Entah itu benih, pupuk, pestisida, atau alsintan.. Tuh, liat berapa banyak perusahaan penjual saprodi di negara kita.. berceceran, dari yang legal hingga ilegal.
Sedangkan, maksudnya hilir adalah bisa bagian prosesing atau malah marketingnya. Ada yang memproses menjadi makanan olahan, atau hanya setengah jadi. Atau juga menjual barang mentahnya saja.. Bahasa kasarnya bisa disebut bandar, tengkulak, dsb..
Silahkan mo milih yang mana..
Untuk bergerak di bidang hulu hingga hilir, wuih.. perlu modal yang lumayan dan tentu kesabaran. Ya iyalah, puasa dulu, prihatin sampe barang kejual.. Ampyunn deh klu masih skala UKM..
Nah, untuk di bidang produksinya sendiri.. Terkadang, agak sulit mendapatkan margin yang lumayan klu ga pake trik2 dan diperlukan pengalaman jatuh bangun.. (kalau ga bangun2, ya jatuh melulu deh)..
Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan :
1. Intensifikasi
Usaha produksi secara intensifikasi dengan menggunakan berbagai teknologi yang sudah ada atau malah bisa saja menemukan yang baru. Teknologi yang umum diterapkan misalnya adalah penggunaan benih bersertifikat, pemupukan berimbang, dan pengendalian hama penyakit..
Akhir2 ini sistem produksi yang paling ngetrend adalah sistem pertanian organik, sistem pertanian ramah lingkungan, atau pake sistem produksi hidroponik. Silahkan pilih tergantung pasar yang kita punya.
- Pertanian organik mensyaratkan tanpa penggunaan input kimia (benih, pupuk, pestisida) dan no contamination dari pihak luar.
- Pertanian ramah lingkungan masih mengijinkan penggunaan input kimia secara terbatas, terutama pupuk dan tidak mensyaratkan kontaminasi.
- Hidroponik dengan segala jenis media tanpa tanahnya dan tambahan nutrisi buatan dari luar
2. Ekstensifikasi
Untuk sistem produksi konvensional, terkadang perlu melakukan ekstensifikasi. Perlunya mendapatkan luas lahan minimum untuk mendapatkan keuntungan di atas titik impas ekonomi.. Semakin luas lahan, diharapkan semakin efisien, sehingga keuntungan semakin tinggi. Kecuali karena management yang ga bagus, malah keteter.. hehe..
Nah, disini, pemilihan komoditas sangat penting. Komoditas dipilih dengan pertimbangan saat panen tidak terjadi panen raya yang menyebabkan harga jatuh. So pemetaan tanam sekitar kita, pencarian pasar sangat penting. Cara termudah mengetahui pemetaan tanam sekitar kita adalah bertanya kepada kios saprodi penjual benih, komoditas dominan apa yang ditanam petani.
Memang sih, resiko menanam berbeda dengan tetangga sekitar sangat banyak. Misalnya mudah terserang hama penyakit, beda musim sendiri jadi rentan kekeringan/banjir, tapi swear... harga jual saat panen pasti tinggi.. Ukur aja kemampuan diri sendiri, mampu ga melawan arus..
Btw, jangan pernah ikutan latah nanam karena orang lain. Misalnya nih, mo tahun baru, biasanya jagung manis bakal mahal. Eh, kok ya yang berfikir demikian banyak, jadi deh harga jagung manis jatuh di tahun baru, meskipun tetep aja harga jagung manis di penjual jagung bakar tetep mahal..
Paling aman, survei sendiri, lihat lapang, tanya penjual benih..
Dari sekian uraian saya, yang terpenting adalah pasar, pasar, dan pasar.. Kalau belum punya pasar, namanya bunuh diri..
Senin, 03 Desember 2012
Benih bersertiikat dan pengaruh lingkungan
Sedikit tergelitik mengenai perdebatan benih kentang asal Jabar dan Jateng.. Tentang tinggi tanaman, jumlah cabang, bunga/tidak, dan bentuk umbi..
#1# Apabila perbedaan benih kentang dilihat dari tinggi tanaman ataupun jumlah cabang tanaman, saya fikir kurang fair. Kenapa? karena tinggi tanaman dan jumlah cabang tanaman merupakan ciri morfologi tanaman yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan..
Ok, kita tahu bahwa produksi hasil tanaman (yield) ditentukan oleh genetis dan lingkungan. Meskipun genetisnya sama, bila faktor lingkungannya berbeda, akan memberikan yield yang berbeda pula.. Sama halnya, sama2 benih kentang varietas Granola L bila ditanam di Jabar atau di Jateng, akan memberikan hasil yang berbeda. Boro2 beda propinsi, sama2 nanem di Jabar pun juga bisa beda, atau bahkan dalam lingkup mikro, sama2 dalam satu lahan, hasilnya juga bisa beda bila lahan sisi kanan ternaungi sedangkan sisi kiri tidak, juga akan memberikan hasil yang berbeda..
#2# Perlunya memahami fisiologi tanaman
Ngomong2 soal ciri morfologi, tinggi tanaman biasanya berbanding terbalik dengan jumlah cabang. Pada kondisi ternaungi, biasanya tanaman tinggi (agak kurus) dengan jumlah cabang yang sedikit, sebaliknya, bila tidak ternaungi, tanaman relatif lebih pendek dengan jumlah cabang yang banyak.. Nah, klu kemudian ada perbedaan yield antara tanaman tinggi dan tanaman pendek, belum tentu disebabkan karena benih tersebut berasal dari sumber benih yang berbeda, atau genetisnya beda.. ya itu tadi, karena faktor lingkungan sangat berpengaruh..
Yang saya bahas, baru masalah perbedaan kondisi ternaungi atau tidak, belum faktor lingkungan lain seperti air, pupuk, dll... semakin tinggilah perbedaan hasil..
Juga masalah benih kentang berbunga atau tidak. Granola jarang berbunga. Tapi pada kondisi lahan subur, Granola dapat berbunga..
Oleh karena itu ciri morfologi merupakan ciri yang sangat dipengaruhi lingkungan, sehingga ciri morfologi hanya merupakan ciri tambahan/pelengkap dari suatu deskripsi varietas.. Beda dengan uji molekuler, yang pastilah terlihat bila beda genetis..
Namun demikian, bukan berarti ciri morfologi ga penting lho ya... Tetap penting bagi saya. Karena bisa menjadi ciri termurah sebagai warning untuk melihat bila ada masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman..
#3# Namun demikian, bila menggunakan benih bersertifikat, semestinya perbedaan hasil akibat perbedaan lingkungan tidak akan menyebabkan sampai gagal total panen (kecuali perbedaan lingkungannya parah karena banjir, puanas pisan).. Hal ini karena benih bersertifikat semestinya bebas penyakit..
Tapi bukan berarti mentang2 pake benih bersertifikat, terus bisa bebas tanpa pengendalian hama penyakit sama sekali saat di lapangan lho ya.
Jaminan benih bersertifikat, paling tidak sampai benih bertunas tepat waktu, tunas muncul serempak dan tidak terkena layu (karena Pseudomonas, Ralstonia), kerdil (karena virus) hingga umur tanaman kurang lebih 30 hst.. Bila kemudian kena hama atau penyakit (misalnya Phytoptora), bukan salahnya benih bersertifikatnya, salah petaninya yang ga ngerawat tanamannya selama masa pemeliharaan tanaman..
Tapi ya klu belum juga bertunas pada waktunya, tunas muncul ga serempak, dan kena layu atau kerdil saat tanaman masih muda.. wadow.. anda tertipu benih aspal, asli tapi palsu, yang banyak beredar di kalangan para calo/makelar benih..
So, belilah benih langsung kepada si penangkar benih.. Beli ke saya maksudnya.. :)
Jaya Mandiri Farm (JMF), 0812 1919 2065
#1# Apabila perbedaan benih kentang dilihat dari tinggi tanaman ataupun jumlah cabang tanaman, saya fikir kurang fair. Kenapa? karena tinggi tanaman dan jumlah cabang tanaman merupakan ciri morfologi tanaman yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan..
Ok, kita tahu bahwa produksi hasil tanaman (yield) ditentukan oleh genetis dan lingkungan. Meskipun genetisnya sama, bila faktor lingkungannya berbeda, akan memberikan yield yang berbeda pula.. Sama halnya, sama2 benih kentang varietas Granola L bila ditanam di Jabar atau di Jateng, akan memberikan hasil yang berbeda. Boro2 beda propinsi, sama2 nanem di Jabar pun juga bisa beda, atau bahkan dalam lingkup mikro, sama2 dalam satu lahan, hasilnya juga bisa beda bila lahan sisi kanan ternaungi sedangkan sisi kiri tidak, juga akan memberikan hasil yang berbeda..
#2# Perlunya memahami fisiologi tanaman
Ngomong2 soal ciri morfologi, tinggi tanaman biasanya berbanding terbalik dengan jumlah cabang. Pada kondisi ternaungi, biasanya tanaman tinggi (agak kurus) dengan jumlah cabang yang sedikit, sebaliknya, bila tidak ternaungi, tanaman relatif lebih pendek dengan jumlah cabang yang banyak.. Nah, klu kemudian ada perbedaan yield antara tanaman tinggi dan tanaman pendek, belum tentu disebabkan karena benih tersebut berasal dari sumber benih yang berbeda, atau genetisnya beda.. ya itu tadi, karena faktor lingkungan sangat berpengaruh..
Yang saya bahas, baru masalah perbedaan kondisi ternaungi atau tidak, belum faktor lingkungan lain seperti air, pupuk, dll... semakin tinggilah perbedaan hasil..
Juga masalah benih kentang berbunga atau tidak. Granola jarang berbunga. Tapi pada kondisi lahan subur, Granola dapat berbunga..
Oleh karena itu ciri morfologi merupakan ciri yang sangat dipengaruhi lingkungan, sehingga ciri morfologi hanya merupakan ciri tambahan/pelengkap dari suatu deskripsi varietas.. Beda dengan uji molekuler, yang pastilah terlihat bila beda genetis..
Namun demikian, bukan berarti ciri morfologi ga penting lho ya... Tetap penting bagi saya. Karena bisa menjadi ciri termurah sebagai warning untuk melihat bila ada masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman..
#3# Namun demikian, bila menggunakan benih bersertifikat, semestinya perbedaan hasil akibat perbedaan lingkungan tidak akan menyebabkan sampai gagal total panen (kecuali perbedaan lingkungannya parah karena banjir, puanas pisan).. Hal ini karena benih bersertifikat semestinya bebas penyakit..
Tapi bukan berarti mentang2 pake benih bersertifikat, terus bisa bebas tanpa pengendalian hama penyakit sama sekali saat di lapangan lho ya.
Jaminan benih bersertifikat, paling tidak sampai benih bertunas tepat waktu, tunas muncul serempak dan tidak terkena layu (karena Pseudomonas, Ralstonia), kerdil (karena virus) hingga umur tanaman kurang lebih 30 hst.. Bila kemudian kena hama atau penyakit (misalnya Phytoptora), bukan salahnya benih bersertifikatnya, salah petaninya yang ga ngerawat tanamannya selama masa pemeliharaan tanaman..
Tapi ya klu belum juga bertunas pada waktunya, tunas muncul ga serempak, dan kena layu atau kerdil saat tanaman masih muda.. wadow.. anda tertipu benih aspal, asli tapi palsu, yang banyak beredar di kalangan para calo/makelar benih..
So, belilah benih langsung kepada si penangkar benih.. Beli ke saya maksudnya.. :)
Jaya Mandiri Farm (JMF), 0812 1919 2065
Langganan:
Postingan (Atom)