Mungkin semua orang sudah tahu kalau surga anak berada di bawah telapak kaki ibu.. No debatable deh.. Bahkan banyak kisah legend anak durhaka kepada ibu berakibat fatal..
*Saya juga pernah ga nurut nasehat ibu saya, dan menyesal kemudian :( *
Akhir2 ini, saya agak perhatian terhadap hubungan ibu dan anak. Terutama hubungan antara ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ga bisa disangkal, terdapat hubungan emosi yang cukup erat antara keduanya. Sama2 makan, sama2 sedih, sama2 senang, sama2 stress, dirasakan bersama2. Beda bila si janin sudah dilahirkan..
Saya kagum dengan anak teman saya, yang belum sekolah SD, tetapi begitu solehahnya . Tidak saja rajin beribadah, tetapi juga cerdas, dan punya jiwa sosial yang cukup tinggi. Ga perlu diingatkan sholat dan belajar, dan suka membantu..
Hmhm.. hari gini, jarang anak sekecil itu sudah bisa bertanggung jawab.. Atau mungkin lingkungan saya, yang emang jarang yang seperti itu? Tauk lah..
How comes..
Ternyata memang benar dugaan saya.. Ibunya mendidik dengan baik dan dimulai tidak saja dari si bayi lahir, tetapi sejak si ibu hamil.. Rajin ibadah wajib, ditambah ibadah sunnah seperti sholat tahajud, dhuha, puasa senin kamis, dan baca Qur'an.. Hmhm.. Indahnya..
Tambahan, katanya, Hindari ghibah dan banyak membantu orang lain..
Ghibah, menggunjingkan aib orang, emang dosa paling ga kerasa kita kerjakan. Mudah, murah, seolah tidak merugikan kita, dan seolah pula menambah wawasan kita.. *seperti nonton gosip atau debat di TV*
Wuih, sulitnya, tetapi kalau hadiahnya surga, punya anak yang soleh, solehah, siapa yang ga mau?
Ups.. ga boleh pamrih ya... Astaghfirullah..
Jangan sampai nanti udah tua baru kerasa nyesel.. Kenapa ya kok anak saya ga nurut, bandel dlsb.. Nurun dari siapa sih? Apalagi klu nyalahin orang lain.. Hehe..
Mungkin harus introspeksi diri :)
Rasa2nya, jadi semakin memahami makna surga ada di balik telapak kaki ibu. Ibu yang akan membentuk jiwa si anak sejak dari kandungan..
Ada selintas pikiran, mungkin inikah hikmah, saya ga segera dikabulkan untuk mempunyai momongan. Hmhm.. agar diberi kesempatan memaknai arti sebagai ibu yang seharusnya..
Mudah2n setelah ini, disegerakan.. dan bagi yang sudah diberi kepercayaan dari-Nya, bersyukurlah dengan benar2 mendidik putra-putrinya..
Amin 3X YRA..
Topik Judul
- aeroponik kentang (56)
- catatan harian (102)
- kesehatan (13)
- motivasi (21)
- opini (44)
- Organik (11)
- penelitian (28)
- pertanian (34)
- travelling (21)
- Wirausaha (16)
Cari Blog Ini
Jual benih kentang bersertifikat G0 aeroponik dan turunannya (G1, G2)
Pemesanan Benih Kentang :
Hubungi http://jayamandirifarm.blogspot.com/
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
atau phone/whatsApp/Line/WeChat/Viber
+62 812 1919 2065
0812 1919 2065
email : vansekar@yahoo.co.id
LAYANAN KONSUMEN JM FARM :
Free/Gratis Khusus Konsumen :
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
- Panduan budidaya perbenihan kentang
- Konsultasi teknologi perbenihan kentang,
Diskon Khusus Konsumen : Pembelian diatas jumlah minimum
Kamis, 28 Februari 2013
Kamis, 21 Februari 2013
Pendidikan : Cara Menghafal ala Vanda
Pagi tadi, dapat bacaan bagus. Silahkan cek http://media.kompasiana.com/new-media/2013/02/21/cara-praktis-menghafal-al-quran-530813.html
Jadi pengen sharing tentang cara menghafal ala saya. Yang, Insya Allah terbukti membuat master saya ber-IP 4, doktor saya bentar lagi mudah2n juga ber IP-4 (Amiiin YRA), dan sarjana saya meski tidak ber-IP 4 tapi summa cumlaude lho.. Semuanya PTN lah..
Mudah2n bermanfaat..
Sebenarnya ada kemiripan cara menghafal yang disebutkan Rizki dan saya. Intinya menghafal bertahap dan diulang2. Yang menarik bagi saya dari caranya Rizki adalah :
1. Dimulai dari yang termudah dulu (Surat Annas dulu, terakhir Al Baqaroh)..
2. Wiridnya, bacaan Qur'an, hafalannya.. Hehe, biasanya sih saya hanya wirid yang sederhana saja..
Nah, kalau cara menghafal dari saya seperti ini :
1. Hafalkan yang harus dihafalkan dengan cara sistematis.
- Misalnya, dibuat berjenjang, skema, point-point penting, sehingga lebih mudah dihafalkan.
- Pahami setiap hafalan, sehingga akan lebih mudah menghafalnya..
- Buku2 saya kebanyakan banyak bekas lipstiknya.. hehe maksudnya, banyak coret2nya, dikasih warna-warni spidol.. Jadi, bila saat mengulang hafalan, saya tidak perlu membaca ulang semuanya, cukup melihat yang dikasih warna saja..
- Menghafal yang termudah dulu, bisa menjadi pilihan. Tapi terkadang, bila yang kita hafal adalah proses, kita tidak bisa menghindar untuk menghafal yang sulit lebih dahulu..
- Kalau basa Jawa-nya, cara bodon. Maksudnya, contoh ngapalin warna di pelangi, bisa dengan menyingkat Mejikuhibiniu
- Bila hafalan point-nya banyak, hafalkan kata dasar utamanya dan ingatkan berapa point. Contohnya nih, hari ini jadwal saya ada 10 kegiatan. Yang saya ingat, ada 3 kali belanja, 5 kali proses kegiatan, 2 kali kerjaan rumah..
2. Setelah hafal, cek hafalan tersebut. Bisa dengan cara mengulang lisan, ato secara tulisan..
- Bila hafalan berat, terutama bila rumus, skema, saya harus menuliskannya. So kertas2 bekas menjadi sasaran saya untuk menuliskan kembali hafalan saya..
- Bila hasil hafalan belum sempurna, cek bagian mana yang belum sempurna itu. Perbaiki dan ulangi lagi..
- Terkadang hafalan yang salah, saya kasih tanda merah. Maksudnya hati2.. Biasanya hafalan yang susah ini karena hampir mirip dengan bagian lain, ketukar, so harus kita cermati perbedaannya..
- Kalau caranya Rizki, jangan berpindah hafalan, bila hafalan yang lama belum kokoh. Menurut saya, bisa iya, bisa tidak. Kalau saya, bila waktu menghafal terbatas (bagi yang belajar sistem kebut semalam), terpaksa menghafal harus cepat semuanya, nah setelah dicek melalui tulisan, baru kelihatan bolong-bolongnya dimana, baru deh kita ulangi dan perdalam..
3. Menyusun hafalan seperti dalam filling kabinet. Kenapa perlu disusun? Karena agar siap dipanggil setiap saat, kapan saja.. Terkadang kita merasa hafal, tetapi karena tidak disusun dengan rapi dalam memori kita, saat dipanggil, kita akan kelabakan. Apalagi kalau ujian lisan. Bisa jadi salah ambil, ketukar dengan hafalan lain, dll.
- Upaya tanya jawab, bisa menguji sebaik mana susunan hafalan dalam pikiran. Bisa dengan minta tolong orang lain untuk menguji atau
- Menguji dari soal2 ujian sebelumnya, akan sangat membantu
- Kalau tidak, bikin aja soal sendiri dengan menebak kira2 pertanyaan mana yang pantas menjadi bahan ujian. Saya yakin, diantara pertanyaan iseng itu, ada pertanyaan yang keluar di saat ujian
Menurut saya, point ketiga ini, membuat filling kabinet agar mudah dipanggil merupakan kekuatan saya. Terkadang, banyak teman sudah menghafal dengan baik, tapi nilai saya pasti lebih tinggi, ya karena kemampuan saya memanggil memori hafalan saya itu..
Ada pengalaman, ujian Bioteknologi Tanaman. Jelas donk, saya ga jago di bidang ini. Terpaksa, bahan kuliah saya lahap tanpa bisa saya cerna, sekedar menghafal. Duh, sulitnya, karena bukan bidang saya. Alhamdullilah, nilai saya lebih tinggi daripada teman2 saya yang emang sehari2nya ngendon di Laboratorium Biotek. How comes? hehe.. rasa2nya mungkin karena kemampuan menghafal saya..
Jadi ingat dosen S1 saya yang pernah memuji daya hafal saya. Hehe, tapi itu dulu ya.. Dengan meningkatnya faktor U, tentu daya hafal saya tidak sekuat dulu..
Bisa jadi, memang, dunia pendidikan kita, di Indo, masih tergantung pada nilai menghafal, bukan pada taraf mengerti. Sebenarnya patut disayangkan juga. Contoh pada kasus ujian Biotek saya. Kok bisa2nya nilai saya lebih tinggi daripada praktisi Biotek sendiri..
Kalau kata saya sih, hafalan dan pengertian sama2 perlu. Harusnya, si dosen harus pintar2 membuat soal. Ada soal yang memang menguji daya hafal, tetapi juga ada soal yang menguji kemampuan pemahaman kita. Contohnya, waktu ujian kualifikasi doktor salah satu dosen saya. Soalnya beragam, dari definisi istilah (dari istilah paling sederhana hingga yang advanced), filosofi, uji proses, contoh kasus, ddll. Jadi ketahuan bener2 paham atau tidak.
Tetapi, kalau ada yang sinis kepada orang yang hanya mampu menghafal. Hey, tunggu dulu.. (Sirik kali ye).. Bagaimanapun kemampuan menghafal itu perlu. Ada positif dan negatifnya.
Waktu kecil, saya males belajar perhitungan matematis secara cepat. Pikir saya, ada kalkulator ini, ngapain dipahami, menghitung cepat. Sekarang saya nyesel, terutama bila lagi tawar-menawar di pasar tradisional atau membandingkan harga barang di Mall.. Hehe..
Bila mengambil mata kuliah, harus ikut ujian. Artinya tidak sit in atau cuman ikut dengar kuliah dosen tanpa ujian. Bila belajar tanpa ujian, wah menguap semua tuh bahan kuliah. Ga berbekas. Masuk lewat kuping kanan, keluar lewat kuping kiri.. Hehe.. Bila pernah merasakan ujian, minimal pernah mampir dikit di otak kita, bila pengen dipelajari lagi, tinggal buka buku lagi..
Makanya, saya sangat mendukung kuliah, training yang ada pre dan post test. Bisa jadi masukan bagi si pengajar, tidak hanya sekedar "berapa nilai" yang diperoleh siswa.
Kembali soal menghafal..
Terkadang, bila nonton dakwahnya Ust Yusuf Mansyur, tentang penghafal Al-Quran. Ada sedikit rasa malu. Yah, masak sih saya bisa menghafal ilmu pengetahuan sebanyak itu, masak menghafal Alquran sendiri malasnya minta ampun.. Terlaluu *pake nadanya bang haji Roma Irama*
Jadi ayo ah ngafalin Quran juga..
Semangat
Jadi pengen sharing tentang cara menghafal ala saya. Yang, Insya Allah terbukti membuat master saya ber-IP 4, doktor saya bentar lagi mudah2n juga ber IP-4 (Amiiin YRA), dan sarjana saya meski tidak ber-IP 4 tapi summa cumlaude lho.. Semuanya PTN lah..
Mudah2n bermanfaat..
Sebenarnya ada kemiripan cara menghafal yang disebutkan Rizki dan saya. Intinya menghafal bertahap dan diulang2. Yang menarik bagi saya dari caranya Rizki adalah :
1. Dimulai dari yang termudah dulu (Surat Annas dulu, terakhir Al Baqaroh)..
2. Wiridnya, bacaan Qur'an, hafalannya.. Hehe, biasanya sih saya hanya wirid yang sederhana saja..
Nah, kalau cara menghafal dari saya seperti ini :
1. Hafalkan yang harus dihafalkan dengan cara sistematis.
- Misalnya, dibuat berjenjang, skema, point-point penting, sehingga lebih mudah dihafalkan.
- Pahami setiap hafalan, sehingga akan lebih mudah menghafalnya..
- Buku2 saya kebanyakan banyak bekas lipstiknya.. hehe maksudnya, banyak coret2nya, dikasih warna-warni spidol.. Jadi, bila saat mengulang hafalan, saya tidak perlu membaca ulang semuanya, cukup melihat yang dikasih warna saja..
- Menghafal yang termudah dulu, bisa menjadi pilihan. Tapi terkadang, bila yang kita hafal adalah proses, kita tidak bisa menghindar untuk menghafal yang sulit lebih dahulu..
- Kalau basa Jawa-nya, cara bodon. Maksudnya, contoh ngapalin warna di pelangi, bisa dengan menyingkat Mejikuhibiniu
- Bila hafalan point-nya banyak, hafalkan kata dasar utamanya dan ingatkan berapa point. Contohnya nih, hari ini jadwal saya ada 10 kegiatan. Yang saya ingat, ada 3 kali belanja, 5 kali proses kegiatan, 2 kali kerjaan rumah..
2. Setelah hafal, cek hafalan tersebut. Bisa dengan cara mengulang lisan, ato secara tulisan..
- Bila hafalan berat, terutama bila rumus, skema, saya harus menuliskannya. So kertas2 bekas menjadi sasaran saya untuk menuliskan kembali hafalan saya..
- Bila hasil hafalan belum sempurna, cek bagian mana yang belum sempurna itu. Perbaiki dan ulangi lagi..
- Terkadang hafalan yang salah, saya kasih tanda merah. Maksudnya hati2.. Biasanya hafalan yang susah ini karena hampir mirip dengan bagian lain, ketukar, so harus kita cermati perbedaannya..
- Kalau caranya Rizki, jangan berpindah hafalan, bila hafalan yang lama belum kokoh. Menurut saya, bisa iya, bisa tidak. Kalau saya, bila waktu menghafal terbatas (bagi yang belajar sistem kebut semalam), terpaksa menghafal harus cepat semuanya, nah setelah dicek melalui tulisan, baru kelihatan bolong-bolongnya dimana, baru deh kita ulangi dan perdalam..
3. Menyusun hafalan seperti dalam filling kabinet. Kenapa perlu disusun? Karena agar siap dipanggil setiap saat, kapan saja.. Terkadang kita merasa hafal, tetapi karena tidak disusun dengan rapi dalam memori kita, saat dipanggil, kita akan kelabakan. Apalagi kalau ujian lisan. Bisa jadi salah ambil, ketukar dengan hafalan lain, dll.
- Upaya tanya jawab, bisa menguji sebaik mana susunan hafalan dalam pikiran. Bisa dengan minta tolong orang lain untuk menguji atau
- Menguji dari soal2 ujian sebelumnya, akan sangat membantu
- Kalau tidak, bikin aja soal sendiri dengan menebak kira2 pertanyaan mana yang pantas menjadi bahan ujian. Saya yakin, diantara pertanyaan iseng itu, ada pertanyaan yang keluar di saat ujian
Menurut saya, point ketiga ini, membuat filling kabinet agar mudah dipanggil merupakan kekuatan saya. Terkadang, banyak teman sudah menghafal dengan baik, tapi nilai saya pasti lebih tinggi, ya karena kemampuan saya memanggil memori hafalan saya itu..
Ada pengalaman, ujian Bioteknologi Tanaman. Jelas donk, saya ga jago di bidang ini. Terpaksa, bahan kuliah saya lahap tanpa bisa saya cerna, sekedar menghafal. Duh, sulitnya, karena bukan bidang saya. Alhamdullilah, nilai saya lebih tinggi daripada teman2 saya yang emang sehari2nya ngendon di Laboratorium Biotek. How comes? hehe.. rasa2nya mungkin karena kemampuan menghafal saya..
Jadi ingat dosen S1 saya yang pernah memuji daya hafal saya. Hehe, tapi itu dulu ya.. Dengan meningkatnya faktor U, tentu daya hafal saya tidak sekuat dulu..
Bisa jadi, memang, dunia pendidikan kita, di Indo, masih tergantung pada nilai menghafal, bukan pada taraf mengerti. Sebenarnya patut disayangkan juga. Contoh pada kasus ujian Biotek saya. Kok bisa2nya nilai saya lebih tinggi daripada praktisi Biotek sendiri..
Kalau kata saya sih, hafalan dan pengertian sama2 perlu. Harusnya, si dosen harus pintar2 membuat soal. Ada soal yang memang menguji daya hafal, tetapi juga ada soal yang menguji kemampuan pemahaman kita. Contohnya, waktu ujian kualifikasi doktor salah satu dosen saya. Soalnya beragam, dari definisi istilah (dari istilah paling sederhana hingga yang advanced), filosofi, uji proses, contoh kasus, ddll. Jadi ketahuan bener2 paham atau tidak.
Tetapi, kalau ada yang sinis kepada orang yang hanya mampu menghafal. Hey, tunggu dulu.. (Sirik kali ye).. Bagaimanapun kemampuan menghafal itu perlu. Ada positif dan negatifnya.
Waktu kecil, saya males belajar perhitungan matematis secara cepat. Pikir saya, ada kalkulator ini, ngapain dipahami, menghitung cepat. Sekarang saya nyesel, terutama bila lagi tawar-menawar di pasar tradisional atau membandingkan harga barang di Mall.. Hehe..
Bila mengambil mata kuliah, harus ikut ujian. Artinya tidak sit in atau cuman ikut dengar kuliah dosen tanpa ujian. Bila belajar tanpa ujian, wah menguap semua tuh bahan kuliah. Ga berbekas. Masuk lewat kuping kanan, keluar lewat kuping kiri.. Hehe.. Bila pernah merasakan ujian, minimal pernah mampir dikit di otak kita, bila pengen dipelajari lagi, tinggal buka buku lagi..
Makanya, saya sangat mendukung kuliah, training yang ada pre dan post test. Bisa jadi masukan bagi si pengajar, tidak hanya sekedar "berapa nilai" yang diperoleh siswa.
Kembali soal menghafal..
Terkadang, bila nonton dakwahnya Ust Yusuf Mansyur, tentang penghafal Al-Quran. Ada sedikit rasa malu. Yah, masak sih saya bisa menghafal ilmu pengetahuan sebanyak itu, masak menghafal Alquran sendiri malasnya minta ampun.. Terlaluu *pake nadanya bang haji Roma Irama*
Jadi ayo ah ngafalin Quran juga..
Semangat
Habibie : Jenius yang Salah Tempat ?
Beberapa minggu lalu, tumben kami nonton film Habibie-Ainun di bioskop. Hehe.. yang tumbennya sih, nonton di bioskopnya. Terakhir nonton di bioskop, pas masih pacaran.. What pity we are..
Biasanya, cuman nonton pake CD or nunggu dari HBO, Cinema dll..
Bukan karena ngirit, males aja ke bioskopnya. Males meluangkan khusus waktu cuman buat nonton. Kalau nonton di rumah, bisa bebas sambil ngemil semaunya, sambil kerja dll.. hehe
Sebenarnya, emang dah lama pengen nonton film ini. Tapi belum sempat aja. Kebetulan, pas ada kerjaan di Jawa soal beras organik, sekalian mudik, jadi deh.. pengen happy2 gitu..
Hhmhm.. soal actingnya sih, ga pengen komentar banyak. Hanya cukup salut sama pemeran utama prianya.. Bisa-an euy niru gaya Pak Habibie.. Kalau BCL-nya sih, biasa aja, or malah kurang..
Soal isi, lumayan aja..
Nah, yang pengen saya komentarin justru si Sumohadi nih..
#1# Siapa sih Sumohadi, yang dimaksud? Siapa sih pengusaha kaya yang berusaha menyuap Pak Habibie?
Banyak mungkin yang ingin diungkapkan pak Habibie dalam film tersebut, tapi saya justru tertarik dengan si Sumohadi..
Sadar atau tidak, begitu banyak Sumohadi-Sumohadi di Indo tercinta ini..
Sumohadi yang dengan liciknya berusaha menyuap orang2 untuk memperkaya diri sendiri. Dan di saat pak Habibie jatuh, mengatakan bukan kebenaran kepada publik..
Sadar engga ya, begitu banyak tokoh bersih, yang hanya memikirkan untuk tumpah darah kita, tetapi kalah oleh kotornya politik.. Dengan kekuasaan dan materi, bisa mengubah tokoh bersih terlihat menjadi pesakitan. Dan sayangnya, publik ga sadar udah disetir oleh kekuasaan dan materi tersebut.
Terkadang, hal inilah yang bikin orang bersih menjadi apatis
Jadi inget Ibu Sri Mulyani deh..
#2# Jadi penasaran dengan jeniusnya pak Habibie..
Wuih, sayang ya, orang sejenius pak Habibie, yang dihormati di kancah internasional, kok engga dikaryakan ke-jenius-annya.. Mungkin memang benar, beliau berada di tempat dan waktu yang kurang tepat saat itu..
Sedikit memberi penegasan kepada orang2 yang pernah hidup di Luar negeri, biasanya jiwa cinta Indonya justru lebih besar. Kenapa? karena biasanya saat di luar negeri dan berbenturan dengan orang lain dengan non Indo, akan menimbulkan kecintaannya dengan negaranya. Jadi, rasanya jangan mentang2 pak Habibie banyak di luar Indo, bukan berrarti beliau kurang cintanya kepada Indo.. kelihatanlah bagaimana beliau mencintai Indo, istrinya..
Soal patennya pak Habibie, sedikit melegakan saya. Selama ini saya agak dilema tentang keahlian saya. Sebagai peneliti dan manusia, sharing ilmu merupakan salah satu ibadah amal jariyah. tetapi memang ada batas-batas tertentu, yang sering disebut HAKI, yang kemungkinan tidak dapat dibagi ke semua orang.. Alhamdullillah, dengan HAKI-nya, pak Habibie sebagai peneliti dan manusia bisa hidup layak, bahkan sangat layak, dan bisa membuka lapangan pekerjaan, yayasan sosial, yang tentu tidak kalah besar nilai ibadahnya..
Biasanya, cuman nonton pake CD or nunggu dari HBO, Cinema dll..
Bukan karena ngirit, males aja ke bioskopnya. Males meluangkan khusus waktu cuman buat nonton. Kalau nonton di rumah, bisa bebas sambil ngemil semaunya, sambil kerja dll.. hehe
Sebenarnya, emang dah lama pengen nonton film ini. Tapi belum sempat aja. Kebetulan, pas ada kerjaan di Jawa soal beras organik, sekalian mudik, jadi deh.. pengen happy2 gitu..
Hhmhm.. soal actingnya sih, ga pengen komentar banyak. Hanya cukup salut sama pemeran utama prianya.. Bisa-an euy niru gaya Pak Habibie.. Kalau BCL-nya sih, biasa aja, or malah kurang..
Soal isi, lumayan aja..
Nah, yang pengen saya komentarin justru si Sumohadi nih..
#1# Siapa sih Sumohadi, yang dimaksud? Siapa sih pengusaha kaya yang berusaha menyuap Pak Habibie?
Banyak mungkin yang ingin diungkapkan pak Habibie dalam film tersebut, tapi saya justru tertarik dengan si Sumohadi..
Sadar atau tidak, begitu banyak Sumohadi-Sumohadi di Indo tercinta ini..
Sumohadi yang dengan liciknya berusaha menyuap orang2 untuk memperkaya diri sendiri. Dan di saat pak Habibie jatuh, mengatakan bukan kebenaran kepada publik..
Sadar engga ya, begitu banyak tokoh bersih, yang hanya memikirkan untuk tumpah darah kita, tetapi kalah oleh kotornya politik.. Dengan kekuasaan dan materi, bisa mengubah tokoh bersih terlihat menjadi pesakitan. Dan sayangnya, publik ga sadar udah disetir oleh kekuasaan dan materi tersebut.
Terkadang, hal inilah yang bikin orang bersih menjadi apatis
Jadi inget Ibu Sri Mulyani deh..
#2# Jadi penasaran dengan jeniusnya pak Habibie..
Wuih, sayang ya, orang sejenius pak Habibie, yang dihormati di kancah internasional, kok engga dikaryakan ke-jenius-annya.. Mungkin memang benar, beliau berada di tempat dan waktu yang kurang tepat saat itu..
Sedikit memberi penegasan kepada orang2 yang pernah hidup di Luar negeri, biasanya jiwa cinta Indonya justru lebih besar. Kenapa? karena biasanya saat di luar negeri dan berbenturan dengan orang lain dengan non Indo, akan menimbulkan kecintaannya dengan negaranya. Jadi, rasanya jangan mentang2 pak Habibie banyak di luar Indo, bukan berrarti beliau kurang cintanya kepada Indo.. kelihatanlah bagaimana beliau mencintai Indo, istrinya..
Soal patennya pak Habibie, sedikit melegakan saya. Selama ini saya agak dilema tentang keahlian saya. Sebagai peneliti dan manusia, sharing ilmu merupakan salah satu ibadah amal jariyah. tetapi memang ada batas-batas tertentu, yang sering disebut HAKI, yang kemungkinan tidak dapat dibagi ke semua orang.. Alhamdullillah, dengan HAKI-nya, pak Habibie sebagai peneliti dan manusia bisa hidup layak, bahkan sangat layak, dan bisa membuka lapangan pekerjaan, yayasan sosial, yang tentu tidak kalah besar nilai ibadahnya..
Ngilangin stress : Oleh2 Pestawirausaha (5)
Dari dulu, penasaran pengen nyoba Yoga atau Hipnotis. Kenapa? Hehe, saya punya trauma atau apalah istilahnya. Bila saya stres, dengar berita buruk, wah.. jadi mules deh perut saya. Tingkatan mules juga macem2. Bisa hanya sebentar, tarik nafas sedikit bisa hilang, atau yang paling parah, harus segera buru2 ke toilet.. Ups.. Maaf..
Mengganggu? Kalau datangnya ga kompromi, tentu dong mengganggu. Misalnya pas lagi ujian, presentasi, masak harus ijin ke toilet..:( Cuman, ada dugaan, karena ga bisa mengendalikan stress, bikin jadi susah hamil.. hehe, katanya sih ada hubungan. *tauk bener ga nya*
Sudah ngapain aja? Berobat serius sih belum, tapi pernah nyoba ikutan Re*ki. Tapi ga berhasil, ato saya nya aja yang kedul? Tauk deh..
Nah, pas di Pesta Wirausaha TDA kemarin, ada stand tentang NLP (Neuro Leadership Program). Iseng mampir, saya ceritain masalah saya.. Trus, penjaganya secara ramah bilang, silahkan mba rasakan, apakah masih mules. Tentu dong saya jawab, belum dicoba mas, ntar dikasih tau kalau udah stress.. hehe.. Selama 3 hari, Alhamdullilah, saya happy terus, jadi belum kerasa..
Sesi NLP, 15 menit lebih dahulu dari sesinya Dahlan Iskan. Wah, dilema nih. Pengen ikutan kedua sesi itu. Akhirnya bagi tugas dengan hubby. Hubby bagian Dahlan Iskan, saya bagian NLP, karena saya ga enak sama mas penjaaga stand NLP dan emang saya juga penasaran dengan NLP.. Wah, sayang, sesi Dahlan Iskan, saya lewat..
Alhamdullilah, ga rugi.. Ternyata, hipnotis memang permainan pikiran.. Dan, bagaimana memanfaatkan alam bawah sadar kita. Kita diajarin motivasi, cara berbicara.. Wuih, hebat emang pembicaranya.. Saya bagi sedikit tentang cara berbicara..
Bila menawarkan barang, bilangnya jangan begini. Mau beli ga? atau sejenisnya yang bersifat taq question. Tapi bilang begini, mo beli sekarang atau nanti. jadi terhindar dari kata tidak beli..
Menggunakan kalimat dengan awalan "jangan", justru memacu orang untuk melakukannya. Contoh, jangan merokok, justru memancing orang untuk merokok..
dlll deh...
Jadi inget pengalaman baru2 ini, saat mo beli sepeda statis di suatu Mall. Penjaga stand-nya bilang, kalau ibu mau beli sekarang, barangnya diantar nanti sore ya bu..
What? kapan saya setuju mo beli barangnya.. Ooow, ternyata, kalimat ini juga menjadi salah satu trik penjualan agar si pembeli mo membeli.. Akhirnya saya mikir, apa si penjaga stand itu juga ikutan kursus NLP ya..
Kembali ke masalah stress saya..
Ternyata, setelah mendengar 2 berita buruk, Alhamdullilah, perut saya ga mules.. Horeee..
Jadi pengen ikutan workshop NLP ah, biar bisa buat ngobatin juga.. but.. ternyata muahal euy..
Melihat manfaatnya tidak hanya untuk atasi stress, tetapi juga soal kepribadian, emosi.. kayaknya harus maksain untuk ikut ah..
Mengganggu? Kalau datangnya ga kompromi, tentu dong mengganggu. Misalnya pas lagi ujian, presentasi, masak harus ijin ke toilet..:( Cuman, ada dugaan, karena ga bisa mengendalikan stress, bikin jadi susah hamil.. hehe, katanya sih ada hubungan. *tauk bener ga nya*
Sudah ngapain aja? Berobat serius sih belum, tapi pernah nyoba ikutan Re*ki. Tapi ga berhasil, ato saya nya aja yang kedul? Tauk deh..
Nah, pas di Pesta Wirausaha TDA kemarin, ada stand tentang NLP (Neuro Leadership Program). Iseng mampir, saya ceritain masalah saya.. Trus, penjaganya secara ramah bilang, silahkan mba rasakan, apakah masih mules. Tentu dong saya jawab, belum dicoba mas, ntar dikasih tau kalau udah stress.. hehe.. Selama 3 hari, Alhamdullilah, saya happy terus, jadi belum kerasa..
Sesi NLP, 15 menit lebih dahulu dari sesinya Dahlan Iskan. Wah, dilema nih. Pengen ikutan kedua sesi itu. Akhirnya bagi tugas dengan hubby. Hubby bagian Dahlan Iskan, saya bagian NLP, karena saya ga enak sama mas penjaaga stand NLP dan emang saya juga penasaran dengan NLP.. Wah, sayang, sesi Dahlan Iskan, saya lewat..
Alhamdullilah, ga rugi.. Ternyata, hipnotis memang permainan pikiran.. Dan, bagaimana memanfaatkan alam bawah sadar kita. Kita diajarin motivasi, cara berbicara.. Wuih, hebat emang pembicaranya.. Saya bagi sedikit tentang cara berbicara..
Bila menawarkan barang, bilangnya jangan begini. Mau beli ga? atau sejenisnya yang bersifat taq question. Tapi bilang begini, mo beli sekarang atau nanti. jadi terhindar dari kata tidak beli..
Menggunakan kalimat dengan awalan "jangan", justru memacu orang untuk melakukannya. Contoh, jangan merokok, justru memancing orang untuk merokok..
dlll deh...
Jadi inget pengalaman baru2 ini, saat mo beli sepeda statis di suatu Mall. Penjaga stand-nya bilang, kalau ibu mau beli sekarang, barangnya diantar nanti sore ya bu..
What? kapan saya setuju mo beli barangnya.. Ooow, ternyata, kalimat ini juga menjadi salah satu trik penjualan agar si pembeli mo membeli.. Akhirnya saya mikir, apa si penjaga stand itu juga ikutan kursus NLP ya..
Kembali ke masalah stress saya..
Ternyata, setelah mendengar 2 berita buruk, Alhamdullilah, perut saya ga mules.. Horeee..
Jadi pengen ikutan workshop NLP ah, biar bisa buat ngobatin juga.. but.. ternyata muahal euy..
Melihat manfaatnya tidak hanya untuk atasi stress, tetapi juga soal kepribadian, emosi.. kayaknya harus maksain untuk ikut ah..
Cerita Istiqomah dalam Beribadah
Pengen buru2 cerita, mumpung masih anget.. Mudah2n inspiring..
Beberapa hari, saya ngetem, nongkrongin dosen saya.. Aslinya sih bete, karena ternyata dosen saya lagi ke Sulawesi.. Saya nunggunya bareng teman sesama dosen pembimbing, yang asal instansinya, sodara sepupuanlah dengan saya (maksudnya sama2 peneliti, gitu..).
Saya kenal dengan mba Ani (sebut aja begitu), terutama karena senasib sepenanggungan sama2 dosen pembimbing. Saling ngasih info perkembangan disertasi, jadwal konsultasi, info beasiswa, curhat penelitian dll, tapi tetap masih dalam rangka disertasi, sedikit saja kami menyinggung masalah pribadi, karena kita ketemu dan kontaknya hanya sebentar saja. Cuman kesan saya, dia cukup rajin dan smart.. Kita saling menyemangati agar cepat2 lulus.. Alhamdullillah, punya teman sebaik dia..
Nah, mungkin karena lama nunggunya, merembet deh, dia curhat anaknya yang belum SD, minta kursus English setiap hari, padahal sudah dikursusin seminggu dua kali. Wow, anak TK sesemangat itu. How comes? Ternyata, karena si anak terinspirasi ibunya yang sering training ke luar negeri.. Kayaknya, si ibu nya yang hebat, bisa menginspirasi anaknya seperti itu. Kalau mengenal pribadi yang smart, sebenarnya saya punya banyak teman yang smart, tapi rasa2nya mba Ani lebih dari itu.. Saya jadi tertarik mengenal pribadinya lebih jauh..
Akhirnya dia cerita tentang betapa lengkapnya kebahagiaan keluarganya. Suami dengan karir yang bagus, anak2 yang cerdas dan solehah, materi yang lumayan, dan banyak keberuntungan2 lain.. Berulang kali, dia mengucapkan syukur Alhamdullilah.. Wah, mba, enak bener hidupmu mba, ungkap saya.. Karena saya tahu betul, meskipun tidak bergaul terus, tindak tanduknya sangat santun, solehah banget dah...
Tau jawabannya?
Sejak masih muda, dia istiqomah sholat tahajud dan sholat dhuha, di samping tentunya ibadah2 wajibnya, sholat tepat waktu.. Syukur Alhamdullilah, dia merasakan banyak kemudahan. Semua dilakukan iklash, tanpa pamrih, hanya semata karena Allah SWT.. Tanpa kita minta, semuanya sudah dikasih asal kita selalu bersyukur dan mau melayani dengan sesama.. Ih, merinding deh..
Bener, sering kita dengar dan kita sendiri juga mungkin sudah tau, kenapa kita harus beribadah. Janji Allah bila kita benar-benar beribadah kepada Nya.. Tapi terkadang, semua itu tampak absurd, dan saat saya melihat sendiri contoh kasus yang benar2 istiqomah, Subhanallah.. Janji Allah, memang pasti, kita aja yang kelewat meremehkan..
Ada sedikit bagian hidupnya yang menarik..
Setelah lulus kuliah, dia mengajar di Pondok Pesantren. Cara mengajarnya cukup bagus, sehingga banyak disukai anak didiknya. namun karena dia lulusan pertanian, dia pengen bekerja sesuai bidang ilmunya, sehingga mendaftar menjadi peneliti tanpa bilang2 ke pondok. Saat harus mulai bekerja jadi peneliti, dia pamit ke pondok.. Semua menangis. Kepala pondoknya sampai bilang, seandainya dia bisa menggaji lebih dari PNS, ingin sekali mempertahankan teman saya itu.. Saat akan pergi ke Jakarta, anak2 pondok ikut mengantar ke stasiun dan menangisi kepergiannya.. Hmhm..
Wah mba, ceritanya kok kayak sinetron sih..
Hmhm.. pengen rajin juga ah, kayak mba Ani..
Sambil ngebayangin tengah malam wudhu dingin2 di Lembang.. Brbrbrbr..
Ayo semangat...
Beberapa hari, saya ngetem, nongkrongin dosen saya.. Aslinya sih bete, karena ternyata dosen saya lagi ke Sulawesi.. Saya nunggunya bareng teman sesama dosen pembimbing, yang asal instansinya, sodara sepupuanlah dengan saya (maksudnya sama2 peneliti, gitu..).
Saya kenal dengan mba Ani (sebut aja begitu), terutama karena senasib sepenanggungan sama2 dosen pembimbing. Saling ngasih info perkembangan disertasi, jadwal konsultasi, info beasiswa, curhat penelitian dll, tapi tetap masih dalam rangka disertasi, sedikit saja kami menyinggung masalah pribadi, karena kita ketemu dan kontaknya hanya sebentar saja. Cuman kesan saya, dia cukup rajin dan smart.. Kita saling menyemangati agar cepat2 lulus.. Alhamdullillah, punya teman sebaik dia..
Nah, mungkin karena lama nunggunya, merembet deh, dia curhat anaknya yang belum SD, minta kursus English setiap hari, padahal sudah dikursusin seminggu dua kali. Wow, anak TK sesemangat itu. How comes? Ternyata, karena si anak terinspirasi ibunya yang sering training ke luar negeri.. Kayaknya, si ibu nya yang hebat, bisa menginspirasi anaknya seperti itu. Kalau mengenal pribadi yang smart, sebenarnya saya punya banyak teman yang smart, tapi rasa2nya mba Ani lebih dari itu.. Saya jadi tertarik mengenal pribadinya lebih jauh..
Akhirnya dia cerita tentang betapa lengkapnya kebahagiaan keluarganya. Suami dengan karir yang bagus, anak2 yang cerdas dan solehah, materi yang lumayan, dan banyak keberuntungan2 lain.. Berulang kali, dia mengucapkan syukur Alhamdullilah.. Wah, mba, enak bener hidupmu mba, ungkap saya.. Karena saya tahu betul, meskipun tidak bergaul terus, tindak tanduknya sangat santun, solehah banget dah...
Tau jawabannya?
Sejak masih muda, dia istiqomah sholat tahajud dan sholat dhuha, di samping tentunya ibadah2 wajibnya, sholat tepat waktu.. Syukur Alhamdullilah, dia merasakan banyak kemudahan. Semua dilakukan iklash, tanpa pamrih, hanya semata karena Allah SWT.. Tanpa kita minta, semuanya sudah dikasih asal kita selalu bersyukur dan mau melayani dengan sesama.. Ih, merinding deh..
Bener, sering kita dengar dan kita sendiri juga mungkin sudah tau, kenapa kita harus beribadah. Janji Allah bila kita benar-benar beribadah kepada Nya.. Tapi terkadang, semua itu tampak absurd, dan saat saya melihat sendiri contoh kasus yang benar2 istiqomah, Subhanallah.. Janji Allah, memang pasti, kita aja yang kelewat meremehkan..
Ada sedikit bagian hidupnya yang menarik..
Setelah lulus kuliah, dia mengajar di Pondok Pesantren. Cara mengajarnya cukup bagus, sehingga banyak disukai anak didiknya. namun karena dia lulusan pertanian, dia pengen bekerja sesuai bidang ilmunya, sehingga mendaftar menjadi peneliti tanpa bilang2 ke pondok. Saat harus mulai bekerja jadi peneliti, dia pamit ke pondok.. Semua menangis. Kepala pondoknya sampai bilang, seandainya dia bisa menggaji lebih dari PNS, ingin sekali mempertahankan teman saya itu.. Saat akan pergi ke Jakarta, anak2 pondok ikut mengantar ke stasiun dan menangisi kepergiannya.. Hmhm..
Wah mba, ceritanya kok kayak sinetron sih..
Hmhm.. pengen rajin juga ah, kayak mba Ani..
Sambil ngebayangin tengah malam wudhu dingin2 di Lembang.. Brbrbrbr..
Ayo semangat...
Jumat, 15 Februari 2013
Benih kentang G0 itu apa sih?
Sebenarnya sudah lama pengen posting topik mengenai benih G0. Terutama mungkin bulan lalu, saat melihat foto tanaman kentang seorang member milis, yang katanya produksi G0..
How come?
Ada yang ganjil dengan judul foto tersebut. Katanya, produksi benih kentang generasi nol ramah lingkungan. Apa mungkin sih benih G0 bisa diproduksi secara ramah lingkungan?
Kedua, yang aneh fotonya. Saat saya tunjukkan foto tersebut ke hubby.. Sama komentarnya, produksi G0 kok ga pake rumah screen. Once again, how come..
Yup, bisa jadi, ga heran, kalau banyak beredar benih aspal di pasaran. Bukan saja petani konsumen yang ga paham, apalagi calonya, parahnya produsennya sendiri juga ga ngerti.
Pertanyaan lanjutannya, disertifikasi ga sih? Silahkan jawab sendiri deh
Hmhmhm.. .
Ok, Singkatnya, agar bisa dipahami.
Benih G0 dan G1 sama2 diproduksi dalam rumah skreen, rumah ketat serangga. Entah beratap plastik ato tidak, masih jadi perdebatan, tetapi konon, sekarang boleh tanpa atap plastik asal drainase bagus..
Bedanya G0 dan G1?
Produksi G0 tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Kebalikannya G1, boleh bersentuhan langsung dengan tanah, sehingga umumnya produksi G1 dalam bedengan tanah di dalam rumah skreen. Keduanya, boleh pakai tanah asal tanahnya steril baik dengan perlakuan panas ataupun bahan kimia..
Nah, dari sini juga ketahuan, tidak ada perlakuan sterilisasi tanah yang ramah lingkungan. Semuanya berniat mematikan mikroorganisme tanah. Agar benar2 patogen free too.. Artinya? Ga ada benih G0 atau G1 yang ramah lingkungan..
Jadi ingat diskusi antara saya, dosen pembimbing saya, Dr. Anas dan Prof.Fred Davis, pengarang Plant Propagation, yang pernah mampir ke aeroponik saya.. Dr Anas menyayangkan rusaknya tanah akibat perlakuan sterilisasi tersebut, tetapi dibela Prof Davis, karena produksi G0 dan G1 tidak luas..
So alasan ini, juga melatarbelakangi kenapa saya mengurangi produksi G1 dan meningkatkan produks G0 secara aeroponik.. Dengan aeroponik, tidak perlu sterilisasi tanah dong...
Kembali soal benih G0..
Siapakah pihak yang sertifikasi G0?
Dulu yang sertifikasi adalah pemilik lisensi varietas tersebut. Misalnya, Granola oleh Balitsa. Namun konon, mulai tahun ini, akan diambil alih oleh BPSB.. Let's check it out..
Apapun media produksi G0 asal tidak bersentuhan dengan tanah, it's ok..
Kalau aeroponik?
Jelas lah, umbi benih menggantung dalam bak aeroponik, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Kontrol tanaman, stolon, dan umbi dalam bak aeroponik sangat mudah dilakukan, berbeda bila dibandingkan budidaya media padat (arang sekam, tanah, serbuk gergaji, dll)..
So bisa dibayangkan, kenapa benih G0 aeroponik punya banyak keunggulan dibandingkan yang lainnya..
Hehe.. Nunggu apalagi?
Pesan benihnya ke saya sekarang dong..
0812 19191 2065
How come?
Ada yang ganjil dengan judul foto tersebut. Katanya, produksi benih kentang generasi nol ramah lingkungan. Apa mungkin sih benih G0 bisa diproduksi secara ramah lingkungan?
Kedua, yang aneh fotonya. Saat saya tunjukkan foto tersebut ke hubby.. Sama komentarnya, produksi G0 kok ga pake rumah screen. Once again, how come..
Yup, bisa jadi, ga heran, kalau banyak beredar benih aspal di pasaran. Bukan saja petani konsumen yang ga paham, apalagi calonya, parahnya produsennya sendiri juga ga ngerti.
Pertanyaan lanjutannya, disertifikasi ga sih? Silahkan jawab sendiri deh
Hmhmhm.. .
Ok, Singkatnya, agar bisa dipahami.
Benih G0 dan G1 sama2 diproduksi dalam rumah skreen, rumah ketat serangga. Entah beratap plastik ato tidak, masih jadi perdebatan, tetapi konon, sekarang boleh tanpa atap plastik asal drainase bagus..
Bedanya G0 dan G1?
Produksi G0 tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Kebalikannya G1, boleh bersentuhan langsung dengan tanah, sehingga umumnya produksi G1 dalam bedengan tanah di dalam rumah skreen. Keduanya, boleh pakai tanah asal tanahnya steril baik dengan perlakuan panas ataupun bahan kimia..
Nah, dari sini juga ketahuan, tidak ada perlakuan sterilisasi tanah yang ramah lingkungan. Semuanya berniat mematikan mikroorganisme tanah. Agar benar2 patogen free too.. Artinya? Ga ada benih G0 atau G1 yang ramah lingkungan..
Jadi ingat diskusi antara saya, dosen pembimbing saya, Dr. Anas dan Prof.Fred Davis, pengarang Plant Propagation, yang pernah mampir ke aeroponik saya.. Dr Anas menyayangkan rusaknya tanah akibat perlakuan sterilisasi tersebut, tetapi dibela Prof Davis, karena produksi G0 dan G1 tidak luas..
So alasan ini, juga melatarbelakangi kenapa saya mengurangi produksi G1 dan meningkatkan produks G0 secara aeroponik.. Dengan aeroponik, tidak perlu sterilisasi tanah dong...
Kembali soal benih G0..
Siapakah pihak yang sertifikasi G0?
Dulu yang sertifikasi adalah pemilik lisensi varietas tersebut. Misalnya, Granola oleh Balitsa. Namun konon, mulai tahun ini, akan diambil alih oleh BPSB.. Let's check it out..
Apapun media produksi G0 asal tidak bersentuhan dengan tanah, it's ok..
Kalau aeroponik?
Jelas lah, umbi benih menggantung dalam bak aeroponik, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Kontrol tanaman, stolon, dan umbi dalam bak aeroponik sangat mudah dilakukan, berbeda bila dibandingkan budidaya media padat (arang sekam, tanah, serbuk gergaji, dll)..
So bisa dibayangkan, kenapa benih G0 aeroponik punya banyak keunggulan dibandingkan yang lainnya..
Hehe.. Nunggu apalagi?
Pesan benihnya ke saya sekarang dong..
0812 19191 2065
Rabu, 13 Februari 2013
Social Entreprenur : Oleh2 Pesta Wirausaha (4)
Ada satu benang merah antara semua pembicara yang menjadi entreprenuer waktu seminar pada Pesta Wirausaha 2013 kemarin. Meskipun ada yang berangkat dari entreprenuer yang sudah kaya, tetapi lebih banyak yang masih prihatin dulunya..
Apa tuh benang merahnya? Yup, kemauan untuk berbagi, bersedekah, saling membantu..
Di antara heboh bisnis mereka, di akhir presentasi, dikemukakan berbagai kegiatan sosial mereka. Bukan bermaksud sombong saya rasa, tetapi untuk mengingatkan kami, agar jangan lupa sisi sosialnya untuk berbagi. Ada yang sedekah rombongannya @Saptuari untuk membantu mereka2 yang dicoba dengan berbagai penyakit parah, ada yang membantu pelatihan wirausaha yang tidak mampu @Jay Teroris.. Ada juga yang membuat gerakan2 sosial seperti Happy trenggono dengan Beli Indonesia, juga Rhenald Kasali, Sandiago Uno, Ust Yusuf Mansyur..
Hmhm..
Andai kita semua sadar bahwa sebagian income kita adalah rezeki orang lain.. Insya Allah deh, Indonesia semakin maju.. Hmhm.. Indahnya berbagi..
Mungkin himbauan berbagi sudah banyak didengungkan, tetapi ada hal lain yang menarik menurut saya dari semua pembicara tentang himbauan berbagi..
Rata2 pembicara yang punya kegiatan sosial memiliki multi bisnis. Dugaan saya, dari sekian banyak bisnisnya, ada bisnisnya yang non profit, yang bersifat sosial..
Soal multi bisnis, saya emang pengen punya banyak bisnis. Bukan greedy, kemaruk, tapi bisnis sebaiknya ada beberapa jenis. Bisnis profit, semi profit, dan non profit.
Bisnis profit merupakan bisnis utama kita. Tentu kita akan mencari keuntungan besar sesuai dengan bidang keahlian kita. Nah, yang semi profit merupakan bisnis untuk membantu usaha pihak lain, UKM misalnya. Dan non profit lebih kepada membantu siapapun yang perlu dibantu..
Karena saya orang pertanian, tentu dong, bisnis utama saya seputar pertanian. Tidak hanya benih kentang, perlahan menapak bisnis pertanian lain, Insya Allah sedang merintis organic food.
Bisnis semi profitnya masih di angan2, nunggu jadi Doktor dulu, takut ga lulus2.. hehe.. Nah, soal bisnis non profit, mungkin karena background saya dari sisi akademis, pengen nantinya ikut punya peran di sisi pendidikan..
Doain ya..
Apa tuh benang merahnya? Yup, kemauan untuk berbagi, bersedekah, saling membantu..
Di antara heboh bisnis mereka, di akhir presentasi, dikemukakan berbagai kegiatan sosial mereka. Bukan bermaksud sombong saya rasa, tetapi untuk mengingatkan kami, agar jangan lupa sisi sosialnya untuk berbagi. Ada yang sedekah rombongannya @Saptuari untuk membantu mereka2 yang dicoba dengan berbagai penyakit parah, ada yang membantu pelatihan wirausaha yang tidak mampu @Jay Teroris.. Ada juga yang membuat gerakan2 sosial seperti Happy trenggono dengan Beli Indonesia, juga Rhenald Kasali, Sandiago Uno, Ust Yusuf Mansyur..
Hmhm..
Andai kita semua sadar bahwa sebagian income kita adalah rezeki orang lain.. Insya Allah deh, Indonesia semakin maju.. Hmhm.. Indahnya berbagi..
Mungkin himbauan berbagi sudah banyak didengungkan, tetapi ada hal lain yang menarik menurut saya dari semua pembicara tentang himbauan berbagi..
Rata2 pembicara yang punya kegiatan sosial memiliki multi bisnis. Dugaan saya, dari sekian banyak bisnisnya, ada bisnisnya yang non profit, yang bersifat sosial..
Soal multi bisnis, saya emang pengen punya banyak bisnis. Bukan greedy, kemaruk, tapi bisnis sebaiknya ada beberapa jenis. Bisnis profit, semi profit, dan non profit.
Bisnis profit merupakan bisnis utama kita. Tentu kita akan mencari keuntungan besar sesuai dengan bidang keahlian kita. Nah, yang semi profit merupakan bisnis untuk membantu usaha pihak lain, UKM misalnya. Dan non profit lebih kepada membantu siapapun yang perlu dibantu..
Karena saya orang pertanian, tentu dong, bisnis utama saya seputar pertanian. Tidak hanya benih kentang, perlahan menapak bisnis pertanian lain, Insya Allah sedang merintis organic food.
Bisnis semi profitnya masih di angan2, nunggu jadi Doktor dulu, takut ga lulus2.. hehe.. Nah, soal bisnis non profit, mungkin karena background saya dari sisi akademis, pengen nantinya ikut punya peran di sisi pendidikan..
Doain ya..
Senin, 11 Februari 2013
Mental Block : oleh2 Pesta Wirausaha (3)
Saya juga kadang sebel bila bertemu dengan siapapun dengan mental payah ini. Padahal, trkadang saya juga melakukan 3 mental payah ini.. hehe
Apa aja sih mental payah ini? Kata bang Jay Teroris sih,
1. Ga bisa
2. Ga mungkin
3. Ga mau
Kalau kita udah menggebu2 ngajak ini-ngajak itu, terus dijawab susah, sulit, ga bisa, ga mungkin, ga mau
jadi males kan.. Ibaratnya kalau nulis kalimat dan dijawab dengan ke-3 mental payah ini, jadi seolah ketemu tanda titik.. Alias ga usah dibahas lagi..
So, yang bisa ngalahin semua itu adalah kuatnya pendirian kita. Buang semua rasa malas, karena emang dalam diri kita, kuat banget tuh yang namanya kebiasaan, sulit berubah.. Kerennya sih, sering disebut zona nyaman.
Saya ngomong begini, bukan berarti saya rajin..
Sama, saya juga terkadang dihinggapi rasa malas.. Kalau saya lagi malas, biasanya saya inget resiko bila saya malas. Misalnya, kalau saya ga cepat2 lulus, artinya limit beasiwa saya akan abis, berarti bayar sendiri (oh noooo), tunjangan kinerja saya ga full (hehe).. So.. buruan lulus..
Hehe..
Trik mengatasi malas yang lain,
Misalnya malas sholat tepat waktu. Hehe, bila udah waktunya sholat, langsung sholat, jangan ditunda2, jangan juga berfikir untung ruginya, menimbang2 waktu dikerjakan sekarang atau nanti. Kenapa?
Karena semakin ditunda2, maka akan semakin males. Just do it. Langsung dikerjain..
Kalau mental block dalam berwirausaha?
Kok sulit, kok susah wirausaha sih.. Sama jawabannya, just do it..
Kebanyakan mikir, kebanyakan ga jadinya deh...
Apa aja sih mental payah ini? Kata bang Jay Teroris sih,
1. Ga bisa
2. Ga mungkin
3. Ga mau
Kalau kita udah menggebu2 ngajak ini-ngajak itu, terus dijawab susah, sulit, ga bisa, ga mungkin, ga mau
jadi males kan.. Ibaratnya kalau nulis kalimat dan dijawab dengan ke-3 mental payah ini, jadi seolah ketemu tanda titik.. Alias ga usah dibahas lagi..
So, yang bisa ngalahin semua itu adalah kuatnya pendirian kita. Buang semua rasa malas, karena emang dalam diri kita, kuat banget tuh yang namanya kebiasaan, sulit berubah.. Kerennya sih, sering disebut zona nyaman.
Saya ngomong begini, bukan berarti saya rajin..
Sama, saya juga terkadang dihinggapi rasa malas.. Kalau saya lagi malas, biasanya saya inget resiko bila saya malas. Misalnya, kalau saya ga cepat2 lulus, artinya limit beasiwa saya akan abis, berarti bayar sendiri (oh noooo), tunjangan kinerja saya ga full (hehe).. So.. buruan lulus..
Hehe..
Trik mengatasi malas yang lain,
Misalnya malas sholat tepat waktu. Hehe, bila udah waktunya sholat, langsung sholat, jangan ditunda2, jangan juga berfikir untung ruginya, menimbang2 waktu dikerjakan sekarang atau nanti. Kenapa?
Karena semakin ditunda2, maka akan semakin males. Just do it. Langsung dikerjain..
Kalau mental block dalam berwirausaha?
Kok sulit, kok susah wirausaha sih.. Sama jawabannya, just do it..
Kebanyakan mikir, kebanyakan ga jadinya deh...
Berusaha Berkata yang Baik : Oleh2 Pesta Wirausaha (2)
Tanpa sengaja, mungkin saya ato anda melukai hati orang lain.. Bahkan, mungkin saking akrabnya, kalo engga becanda yang kelewatan, ga seru..
Saya juga kadang begitu..
Kalau kata Rhenald Kasali, tinggal bilang aja, anda kok tambah gendut.. Pasti deh, si gendut merasa nyeri, meskipun sudah berulang kali si gendut mendengar dia dibilang gendut karena tidak ada yang suka dipanggil si gendut..
Mulai saat ini, mulailah tidak menyakiti orang lain. Minimal saya, berusaha mengurangi keceplas-ceplosan saya.. Honestly, saya paling jago ceplas-ceplos ga penting gitu. Sebel juga dengan sifat yang sudah mendarah daging ini, meskipun terkadang bersyukur (soalnya sejalan dengan cepat keluarnya ide brilian).. Hmhm, mungkin kuncinya balancing kali ya..
Ada video, yang diputarin Rhenald Kasali..
Pengemis buta sedang ngemis dengan kotak bertuliskan "I am blind, please help me". Saya buta, tolonglah saya. Kenyataannya, jarang orang yang memberikan koin ke si pengemis.
Kemudian, ada orang yang mengubah tulisan di kotak tersebut. Dan mendadak, banyak orang memberikan koin ke si pengemis, bahkan ga hanya koin saja..
Coba tebak apa tulisannya?
" Today is a beatiful day, and I can't see it".. Hari ini sangat indah, dan saya tidak dapat melihat indahnya hari ini"
Hwaaaa.. bener2 kekuatan kata2, kalimat, bisa mengubah kondisi, nasib seseorang...
So, mulai sekarang, saya dan anda akan mencoba berkata yang baik2 saja..
Cemungud...
Saya juga kadang begitu..
Kalau kata Rhenald Kasali, tinggal bilang aja, anda kok tambah gendut.. Pasti deh, si gendut merasa nyeri, meskipun sudah berulang kali si gendut mendengar dia dibilang gendut karena tidak ada yang suka dipanggil si gendut..
Mulai saat ini, mulailah tidak menyakiti orang lain. Minimal saya, berusaha mengurangi keceplas-ceplosan saya.. Honestly, saya paling jago ceplas-ceplos ga penting gitu. Sebel juga dengan sifat yang sudah mendarah daging ini, meskipun terkadang bersyukur (soalnya sejalan dengan cepat keluarnya ide brilian).. Hmhm, mungkin kuncinya balancing kali ya..
Ada video, yang diputarin Rhenald Kasali..
Pengemis buta sedang ngemis dengan kotak bertuliskan "I am blind, please help me". Saya buta, tolonglah saya. Kenyataannya, jarang orang yang memberikan koin ke si pengemis.
Kemudian, ada orang yang mengubah tulisan di kotak tersebut. Dan mendadak, banyak orang memberikan koin ke si pengemis, bahkan ga hanya koin saja..
Coba tebak apa tulisannya?
" Today is a beatiful day, and I can't see it".. Hari ini sangat indah, dan saya tidak dapat melihat indahnya hari ini"
Hwaaaa.. bener2 kekuatan kata2, kalimat, bisa mengubah kondisi, nasib seseorang...
So, mulai sekarang, saya dan anda akan mencoba berkata yang baik2 saja..
Cemungud...
Rugi deh ga ikutan Pesta Wirausaha 2013.. (1)
Berkali2 ikutan seminar, tapi baru kali ini ikutan seminar non pertanian dan baru kali ini pula tiket seminarnya mahal.. hehe.. Untung, pake harga early bird yang dapat diskon 50%, jadi agak ringan, meski tetep aja mahal sih..
Hasilnya?
Wuih.. ga bisa diomongin deh. Memang mahal tiketnya, tapi sebanding dengan apa yang diperoleh. Hubby, yang awalnya agak males ikutan dan berniat bolos2 di tengah2 acara, Alhamdullilah, mau anteng duduk manis dengering pembicara yang top2 bangets..
Honestly, ini mungkin kali kedua saya merasa perlu recharge spirit.
Pertama, saat umroh. Sempat 3 bulan pertama setelah umroh, saya sama sekali ga berani ghibah, ngomongin orang, karena bener2 takut buat dosa.. Mungkin kebawa aura ibadah terus. Sayang, hanya bertahan 3 bulan, setelah itu kebawa lingkungan (ato emang niatnya kurang kali ya), ya balik lagi melakukan dosa2 kecil..
Seandainya bisa umroh tiap tahun.. Amin YRA
Kedua, ya pas ikut seminar Pesta Wirausaha (PW) 2013 kemarin selama 3 hari oleh komunitas Tangan diatas (TDA)..
Seru, serasa direcharge, bukan saja spirit duniawi, tetapi juga spirit akhirat. Yup, lengkap. Selain urusan duniawi bagaimana berbisnis berwirausaha yang smart, tetapi juga masalah kepribadian, spiritual.. Dari pembicara top Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Sandiago Uno, hingga Ust Yusuf Mansur.. hingga pembicara di growing stage yang membahas yang lebih teknis.. Lengkap kap..
Ada 4 kelas seminar. Main stage terutama untuk pembicara top, biasanya sih lebih bersifat umum, universal. Beda dengan 3 kelas lainnya di Growing Stage, yang lebih teknis.. Berhubung terdapat banyak kelas, saya dan hubby bagi2 tugas di beda kelas terutama bila topiknya menarik2.. Kecuali emang pengen mantengin pembicara yang sama, misalnya pas Ust Yusuf.. Memang sih, karena banyaknya kelas, ga bisa ikutan semuanya, so saya pesan deh DVD-nya, yang lengkap 60 pembicara.. Selain biar bisa tau pembicara2 lain, bisa untuk tontonan saat spirit lagi turun..
But, dari semua pembicara, yang menurut saya baguuuuus banget karena topiknya adalah Rhenald Kasali, Iwan Purnama tentang brand, Rony tentang NLP
Pulang dari PW, hmhmm.. banyaaak banget yang harus dibenerin.. Mudah2n dengan dapat ilmu baru, bisa memperbaiki performance usaha benih kentang saya dan konsumen saya menjadi lebih puas dengan produk kami, Jaya Mandiri Farm....
Kapan2 saya bagi2 ceritanya..
Numpang narsis dikit ya |
Wuih.. ga bisa diomongin deh. Memang mahal tiketnya, tapi sebanding dengan apa yang diperoleh. Hubby, yang awalnya agak males ikutan dan berniat bolos2 di tengah2 acara, Alhamdullilah, mau anteng duduk manis dengering pembicara yang top2 bangets..
Honestly, ini mungkin kali kedua saya merasa perlu recharge spirit.
Pertama, saat umroh. Sempat 3 bulan pertama setelah umroh, saya sama sekali ga berani ghibah, ngomongin orang, karena bener2 takut buat dosa.. Mungkin kebawa aura ibadah terus. Sayang, hanya bertahan 3 bulan, setelah itu kebawa lingkungan (ato emang niatnya kurang kali ya), ya balik lagi melakukan dosa2 kecil..
Seandainya bisa umroh tiap tahun.. Amin YRA
Kedua, ya pas ikut seminar Pesta Wirausaha (PW) 2013 kemarin selama 3 hari oleh komunitas Tangan diatas (TDA)..
Seru, serasa direcharge, bukan saja spirit duniawi, tetapi juga spirit akhirat. Yup, lengkap. Selain urusan duniawi bagaimana berbisnis berwirausaha yang smart, tetapi juga masalah kepribadian, spiritual.. Dari pembicara top Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Sandiago Uno, hingga Ust Yusuf Mansur.. hingga pembicara di growing stage yang membahas yang lebih teknis.. Lengkap kap..
Ada 4 kelas seminar. Main stage terutama untuk pembicara top, biasanya sih lebih bersifat umum, universal. Beda dengan 3 kelas lainnya di Growing Stage, yang lebih teknis.. Berhubung terdapat banyak kelas, saya dan hubby bagi2 tugas di beda kelas terutama bila topiknya menarik2.. Kecuali emang pengen mantengin pembicara yang sama, misalnya pas Ust Yusuf.. Memang sih, karena banyaknya kelas, ga bisa ikutan semuanya, so saya pesan deh DVD-nya, yang lengkap 60 pembicara.. Selain biar bisa tau pembicara2 lain, bisa untuk tontonan saat spirit lagi turun..
But, dari semua pembicara, yang menurut saya baguuuuus banget karena topiknya adalah Rhenald Kasali, Iwan Purnama tentang brand, Rony tentang NLP
Pulang dari PW, hmhmm.. banyaaak banget yang harus dibenerin.. Mudah2n dengan dapat ilmu baru, bisa memperbaiki performance usaha benih kentang saya dan konsumen saya menjadi lebih puas dengan produk kami, Jaya Mandiri Farm....
Kapan2 saya bagi2 ceritanya..
Langganan:
Postingan (Atom)